Kita panjatkan puji syukur kepada Alloh yang telah melimpahkan yang sekaligus menyempurnakan berbagai nikmat dan karunia-Nya yang melimpah dan tak terhitung jumlahnya.Diantara nikmat yang terbesar itu adalah kesempurnaan agama islam yang tidak memerlukan tambahan dan pengurangan, sehingga barang siapa yang mengatakan saat ini ada suatu cara ibadah yang baru padahal tidak pernah dikenal pada zaman Nabi dan para sahabatnya,maka dia telah menambah agama islam ini,dan dia dengan sadar atau tidak telah menuduh Rosululloh saw telah khianat dan tidak menyampaikan risalah dengan sebenarnya dan mengingkari satu ayat qur'an yang artinya:
''pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah aku cukupkan nikmatku untukmu dan telah aku ridhoi islam itu sebagai agamamu. (qs-almaidah 3)
Alloh telah menyempurnakan agama islam dengan seorang nabi dan utusan sebagai penutup para nabi yang menjelaskan segala sesuatu yang baik dan berpahala untuk dilakukan oleh manusia,dan memberi peringatan terhadap semua yang buruk untuk dihindari.Nabi telah menerapkan segala sesuatu baik yang berkenaan masalah agama atau masalah-masalah yang tidak ada kaitanya degan agama, beliau menjelaskan dengan berbagai cara diantaranya dengan perkataan,perbuatan atau persetujuanya,beliau menerangkan baik dengan inisiatif dari dirinya maupun dari sekedar menjawab pertanyaan yang ditujukan kepada beliau baik dari para sahabatnya atau dari para orang-orang badui.
Dalam kesempatan ini saya akan sedikit membahas permasalahan yang sudah membudaya di masyarakat islam yaitu yasinan dan tahlilan .Kata yasinan dan tahlilan seakan telah mendarah daging dihati masyarakat luas,terutama ditanah air kita indonesia,secara umum dapat dipahami bahwa dua kata tersebut biasanya berkaitan dengan peristiwa kematian, yang mana dua kata ini diungkapkan dalam bentuk seperti suatu acara peringatan terhadap kematian tersebut.
Acara yang diadakan oleh ahli mayit ini dihadiri oleh para kerabat ,tetangga,masyarakat sekitar dan terkadang mengundang orang jauh yang dianggap penting bagi ahli mayit ,bahkan tidak jarang mendatangkan kiyai dan sesepuh yang dianggap berpengaruh didaerah tersebut, hanya saja di beberapa tempat ada yang membedakan atau di pisahkan antara yasinan pada malam jum'at dan tahlilan yang dikaitkan dengan hitungan perhari dari kematian atau terkadang disatukan kedua acara tersebut.
Hal ini sebagaimana survei dari pengalaman hidup di daerah tempat tinggal saya.Dinamai yasinan karena diantara bacaan-bacaannya adalah surat yasin yang menurut mereka ada berbagai keutamaan lebih dibanding surat-surat yang lain,dan dinamai tahlilan karena,termasuk yang dibaca dzikir-dzikirnya adalah kalimat ''La ilaha illalloh(kalimat ini disebut tahlili).
Sudah menjadi kelaziman kalau ada yasinan dan tahlilan pasti ada aneka hidangan makanan yang biasanya lebih dari sekedarnya,dan acara yang banyak dijumpai di pedesaan ternyata dijumpai pula di daerah perkotaan.Acara ini tidak sekali saja diadakan,bahkan biasanya akan diadakan pada hari pertama dan diteruskan pada hari ketiga dan ketuju atau seterusnya.
Padahal semua hadist yang menjelaskan keutamaan surat yasin tidak lepas dari derajat lemah bahkan palsu,sebagaimana yang akan saya sebutkan nanti insya Alloh.
Acara ini asal-usulnya adalah warisan nenek moyang yang sudah berabad-abad lamanya dan entah siapa pencetusnya,yang jelas acara ini dimaksudkan untuk mengirimkan pahala bacaan-bacaan khusus buat mayit.
Acara ini telah menjadi satu keharusan yang memberatkan dan terpaksa diadakan oleh ahli mayit,sehingga sulit untuk dihindarkan,apa lagi dihapuskan,bahkan tidak jarang diantara mereka harus menghitung kesana-kemari biaya hanya untuk acara tersebut, menurut pengakuan mereka yang meninggalkan acara ini,alasan yang paling kuat mengapa mereka harus mengadakan acara ini adalah karena mereka takut diasingkan,dianggap menentang adat dan tidak bermasyarakat jikalau tidak melaksanakanya.
Tidak cukup sampai disitu,bahkan beberapa orang yang gemar mendatangi acara ini tidak segan-segan ini adalah sunah rasul yang seyogyanya terus dilestarikan baik dengan menyitir hadist-hadist nabi dan menafsirkan hadist-hadist yang jauh dari kebenaran atau sekedar mengutip fatwa-fatwa guru mereka,kemudian menyadarkan bahwa acara seperti ini adalah termasuk ciri khas dari penganut mazhab imam syafi'i.Padahal justru imam safi'i yang sebenarnya mengatakan ini semua termasuk bid'ah yang mungkar.