PENGERTIAN
Kata mahabbah berasal dari kata
ahabba, yuhibbu, mahabatan, yang secara harfiyah berarti mencintai secara mendalam,atau kecintaan atau cinta yang mendalam.Mahabbah dapat pula berarti suatu usaha sungguh-sungguh dari seorang untuk mencapai tingkat rohaniah tertinggi dengan tercapainya gambaran yang mutlak yaitu cinta kepada tuhan.kata mahabbah juga digunakan suatu aliran dalam tasawuf.
Dalam ilmu tasawuf,mahabbah diartikan sebagai kecintaan yang mendalam secara ruhiah pada tuhan.
Mahabbah(kecintaan)ALLOH kepada hamba yang mencintai-Nya itu selanjutnya dapat mengambil bentuk
iradah dan
rahmah ALLOH yang diberikan kepada hambanya dalam bentuk pahala dan nikmat yang melimpah.Mahabbah berbeda dengan
al-raghbah,karena mahabbah adalah cinta tanpa ada harapan tentang suatu hal yang berkaitan dengan duniawi,sedangkan al-raghbah cinta yang disertai perasaan rakus,keinginan yang kuat dan ingin mendapatkan sesuatu,walaupun harus mengorbankan segalanya.
Ada beberapa alat untuk mencapai mahabbah dalam diri manusia ada tiga hal yang dapat dipergunakan untuk berhubungan dengan tuhan,yaitu:
- Al-qolb: hati sanubari,sebagai alat untuk mengetahui sifat-sifat tuhan.
- Roh: sebagai alat untuk mencintai tuhan.
- Sir: alat untuk melihat tuhan.
Firman ALLOH dalam qur'an surat Al-isro:85 yang artinya
''mereka itu bertanya kepada engkau(muhammad)tentang ruh,katakanlah bahwa ruh itu urusan tuhan,tidak kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit sekali.''
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa sesungguhnya setiap manusia pada dasarnya memiliki ruh yang tunduk dan patuh kepada tuhan,namun terkadang ruh-ruh tersebut dikotori oleh dosa dan kemaksiatan,sehingga kesuciannya berkurang.Dan ruh yang digunakan para sufi adalah ruh yang telah disucikan dari kemaksiatan dan dosa untuk mencintai tuhan.
DASAR AJARAN MAHABBAH DALAM AL-QUR'AN DAN HADIST
1.Dasar sara'
Ajaran mahabbah memiliki dasar dan landasan,baik didalam al-qur'an maupun sunnah nabi SAW. hal ini juga menunjukan bahwa ajaran tentang cinta khususnya dan tasawuf umumnya,dalam islam tidaklah mengadopsi dari unsur-unsur kebudayaan asing atau agama lain.
a. Dalil-dalil dalam al-qur'an,misalnya sbb;
1) QS.AL-Baqoroh ayat 165,yang artinya:
''
Dan diantara manusia ada yang menyembah tandingan-tandingan selain ALOOH :mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai ALLOH. Adapun orang-orang yang beriman, sangat besar cinta mereka kepada ALLOH.Dan seandainya orang-orang yang berbuat dhalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa(pada hari kiamat),bahwa kekuatan itu kepunyaa ALLOH smuanya,dan bahwa ALLOH sangat berat siksaaNya(niscaya mereka menyesal)''
2) QS.AL-Maidah ayat 54,yang artinya:
''
Hai orang-orang yang beriman,barang siapa diantara kamu yang murtad dari agamanya,maka kelak ALLOH akn mendatangkan suatu kaum yang ALLOH mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya,yang bersikap lemah lembut terhadap orang mukmin,yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,yang berjihad dijalan Alloh ,dan yang tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela.itulah karunia Alloh,diberikanya kepada siapa yang dikehendakinya,dan Alloh maha luas(pemberianya), lagi maha mengetahui.''
3)QS.Ali imran ayat 31,yang artinya:
katakanlah''jika kamu(benar-benar)mencintai Alloh,ikutilah aku, niscaya Alloh mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.''Alloh maha mengampuni lagi maha penyayang.
b. dalil-dalil dalam hadist nabi Muhammad saw,adalah sbb:
yang artinya:
''Tiga hal
yang barang siapa mampu melakukannya,maka ia akan merasakan manisnya iman,yaitu pertama
; Alloh dan rasulnya lebih ia cintai dari pada selain keduanya; kedua
, tidak mencintai seseorang kecuali hanya karena Alloh; ketiga
,benci kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci dilemparkan ke neraka''
2. Dasar filosofis
Dalam mengelaborasi dasar-dasar filosofis ajaran tentang cinta ini,imam Al-ghazali mengemukakan bahwa ada tiga hal yang mendasari tumbuhnya cinta dn bagaimana kualitasnya,yaitu sbb:
- Cinta tidak akan terjadi tanpa adanya proses pengenalan(ma'rifat) dan pengetahuan(idrak) manusia hanya akan mencintai sesuatu atau seseorang yang telah ia kenal.karena itulah, benda mati tidak memiliki rasa cinta. Dengan kata lain cinta merupakan suatu keistimewaan mahluk hidup. Jika sesuatu atau seseorang telah dikenal dan diketahui dengan jelas oleh manusia,lantas suatu itu menimbulkan kenikmatan dan kebahagiaan bagi dirinya, maka akhirnya akan timbul rasa cinta.
- Cinta terwujud sesuai dengan tingkat pengenalan dan pengetahuan.,semakin intens pengenalan dan pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek, maka semakin besar peluang obyek itu untuk dicintai. Selanjutnya jika semakin besar kenikmatan dan kebahagiaan yang diperoleh dari obyek yang dicintainya, maka semakin besar pula kecintaan terhadap obyek tersebut Kenikmatan dan kebahagiaan itu bisa dirasakan oleh panca indera,dan ada pula kenikmatan dan kebahagiaan yang dirasakan oleh hati,yaitu berupa kenikmatan rohaniah,yang lebih kuat di banding dengan kenikmatan lahiriah,dalam konteks inilah, cinta terhadap tuhan terwujud.
- Manusia tentu mencintai dirinya.,yang merupakan hal pertama yang dicintai oleh mahluk hidup,hal ini manusia cenderung untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan menghindari hal-hal yang bisa menghancurkan dan membinasakannya.
Selanjutnya Al ghazali juga menguraikan lebih jauh tentang hal-hal yang menyebabkan tumbuhnya cinta.Sebab-sebab tersebut akan menghantarkan seseorang kepada cinta sejati yaitu cinta kepada tuhan yang maha mencintai.sebab-sebab itu adalah sbb:
1)Cinta kepada diri sendiri,kekekalan, kesempurnaan, dan kelangsungan hidup.
Orang yang mengenal diri dan tuhannya tentu ia pun mengenal bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki diri dan pribadinya. Eksistensi dan kesempurnaan dirinya adalah tergantung kepada tuhan yang menciptakannya. jika seseorang menyadari bahwa diri dan hidupnya dihasilkan oleh pihak lain, maka tak pelak ia pun akan mencintai pihak lain tersebut. saat ia mengenal pihak lain adalah tuhan, maka ia akan mencintai tuhannya, apabila semakin dalam ia mengenal tuhannya, maka cintanya pun akan semakin dalam pula.
2)Cinta kepada orang yang berbuat baik.
Pada galibnya,setiap orang yang berbuat baik tentu akan disukai oleh orang lain.Hal ini merupakan watak alamiah manusia untuk menyukai kebaikan dan membenci kejahatan.Namun pada dataran manusia dan mahluk umumnya,pada hakikatnya kebaikan adalah suatu yang nasbi. Karena sesungguhnya,setiap kenaikan yang dilaksanakan seseorang hanyalah menggerakkan motif tertentu,baik motif duniawi maupun ukhrawi.
Untuk motif duniawi,hal itu adalah jelas bahwa kebaikan yang dilakukan tidaklah ikhlas.Namun untuk motif ukhrawi,maka kebaikan yang dilakukan juga tidak ikhlas,karena masih mengharapkan pahala,surga, dan seterusnya.Pada hakikatnya,ketika seseorang memiliki motif ukhrawi(AGAMA),maka hal itu juga akan mengantarkan pemahaman bahwa Alloh jugalah yang berkuasa menanamkan ketaatan dan pengertian dalam diri dan hatinya untuk melakukan kebaikan sebagaimana yang Alloh perintahkan. Dengan kata lain,orang yang berbuat baik tersebut pada hakikatnya juga terpaksa,bukan betul-betul mandiri,karena masih berdasarkan perintah Alloh.
Ketika kesadaran bahwa semua kebaikan berujung kepada Alloh,maka cinta kepada kebaikan pun berujung kepada Alloh.Hanya Alloh yang memberikan kebaikan kepada mahluk-nya tanpa pamrih apapun,bukan karena supaya disembah.Alloh maha kuasa dan maha suci dari segala pamrih.Bahkan mahluk menentang Alloh,kebaikan tetaplah diberikan dan bagi siapapun tidaklah mampu untuk menghitung kebaikan-Nya. Bagi orang-orang yang arif,tentu akan timbul cinta kepada Alloh sebagai zat yang maha baik, yang melimpahkan kebaikan tanpa pandang bulu dan tak terhitung jumlahnya.
3)Mencintai diri orang yang berbuat baik meskipun kebaikanya tidak disarankan.
Mencintai kebaikan per se juga watak dasar manusia.Ketika seseorang mangetahui bahwa ada orang yang berbuat baik, maka iapun akan menyukai orang yang berbuat baik tersebut,meskipun kebaikanya tidak disarankan secara langsung.Seorang penguasa yang baik dan adil tentu akan disukai rakyatnya,meskipun si rakyat tidak pernah menerima langsung kebaikan sang penguasa.
4)Cinta pada setiap keindahan.
Segala sesuatu yang indah pasti akan disukai,baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah. Wajah yang cantik diserap oleh mata,kearifan sifat dan perilaku serta kedalaman ilmu akan dicintai oleh banyak orang.Keindahan yang terakhir inilah yang merupakan keindahan batiniah yang lebih kuat dari keindahan lahiriah.Saya contoh kan,seperti orang yang menyukai dia yang cantik semakin lama kecantikan akan pudar dan lenyap pasti akan berkurang cinta tersebut,dibanding dia yang mencintai dari kebaikan sifat dan perilaku atau cinta secara batiniah,akan lebih kuat dan tidak akan pupus cinta tersebut.
5)Kesesuaian dan keserasian.
Jika sesuatu menyerupai yang lain, maka akan timbul ketertarikan antara keduanya.Seorang anak kecil cenderung lebih bisa akrab bergaul kepada sesama anak kecil.berangkat dari keserasian dan kesesuaian maka akan timbul cinta.
Dalam konteks kesesuaian dan keserasian inilah,cinta kepada tuhan akan muncul.Meskipun kesesuaian yang dimaksud ini bukanlah bersifat lahiriah seperti contoh diatas,namun kesesuaian batiniah.Sebagian hal tentang kesesuaian batiniah ini merupakan misteri dalam dunia tasawuf,yang menurut Imam Ghazali tidak boleh diungkapkan secara terbuka..Sedangkan sebagian lagi boleh diungkapkan seperti: seorang hamba mendekatkan diri kepada tuhan dengan meniru sifat-sifat tuhan yang mulia.
Terkait dengan keserasian dan kecocokan ini, satu hal yang perlu digaris bawahi adalah bahwa Alloh tidak akan pernah ada yang mampu menandingi atau menyerupai-nya.
Keserasian yang terdapat dalam jiwa orang-orang tertentu yang dipilih oleh Alloh,sehingga ia mampu mencintai Alloh dengan sepenuh hati,hanyalah dalam arti metaforis(majazi).Keserasian tersebut adalah wilayah misteri yang hanya diketahui oleh orang-orang yang betul-betul mengalami cinta ilahiah.
#selamat membaca#...