....ASSALAAMUALAIKUM WARAHMATULLOHIWAABARAAKAATU....,SELAMAT DATANG DI BLOG EDI BERBAGI,... TIADA MANFAAT SELAIN BERBAGI..SALAM HANGAT UNTUK PARA PEMBACA...

Sabtu, 15 November 2014

HAKEKAT,MAKNA BELAJAR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Pada artikl sebelumnya saya menulis tentang konsep dasar pendidikan dan kini berlanjut pada hakikat dan makna serta faktor yang memmpengaruhi hasil belajar.

A.Hakekat dan Makna Belajar
            Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan oleh para ahli pendidikan yaitu sebagai berikut:
a.       Belajar adalah suatu rangkaian proses kegiatan responden yang terjadi dalam suatu rangkaian belajar mengajar yang berakhir pada  terjadinya perubahan tingkah laku, baik jasmani maupun ruhani akibat dari pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh          (A. Arifin,1987 :72)
b.      Belajar merupakan tindakan dan prilaku sisiwa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Selanjutnya bahwa siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 1996:7)
c.       Belajar sebagaimana dikutip Syaiful Sagala, 2005:13, mengemukakan '' sebagai suatu proses dimana organisme berubah prilakunya sebagai akibat dari pengalaman''.
Dari berbagai perumusan yang telah disebutkan diatas walau terdapat perbedaan, tetapi secara prinsipil makna dan maksudnya sama, yaitu belajar merupakan suatu usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan, hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik.
Pada prinsipnya belajar adalah perubahan, maka sebagai gambaran yang lebih jelas lagi akan dikemukakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pengertian belajar
1.        Belajar adalah suatu proses perubahan tingkahlaku individu melalui interaksi dengan lingkungan . pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Didalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar.
2.        Belajar adalah suatu proses bukan suatu tujuan,suatu proses lebih lanjut dan lebih jauh bersifat merupakan ''cara'' mencapai tujuan. Jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh.
a.       Belajar dengan jalan mengalami.
Pengalaman diperoleh berkat interaksi antar individu dengan lingkungan. Pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat mendidik, yang merupakan suatu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidik bersifat continue dan interaktif, membantu integrasi pribadi murid, pada garis besarnya pengalaman itu terbagi menjadi dua, yaitu:
ü  Pengalaman langsung atau partisipasi sesungguhnya,berbuat dan seterusnya
ü  Pengalaman pengganti:
·         Melalui observasi langsung
·         Melalui gambar
·         Melalui garis
·         Melalui kata-kata
·          Melalui symbol-simbol (Oemar Hamalik, 1993:62)
Mengenal prinsip-prinsip belajar, E. Usman Efendi mengklasifikasikan menjadi dua prinsip sebagai berikut:
1.        Belajar adalah memperoleh perubahan tingkahlaku, peubahan dalam belajar itu antara lain:
a.       Perubahan yang disadari
b.      Perubahan itu bersifat continue dan fungsional
c.       Perubahan itu bersifat aktif dan positif
d.      Perubahan itu bukan bersifat momental dan bukan karena proses kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan.
e.       Perubahan yang bukan karena pengaruh obat-obatan atau penyakit tertentu
f.       Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku
g.      Belajar adalah suatu proses bukan tujuan
h.      Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang dicapai
i.         Belajar merupakan bentuk pengalaman.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
            Untuk mencapai efisiensi hasil belajar yang sebesar-besarnya, maka perlu diperhatikan sebagai factor atau kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Kondisi atau factor-faktor itu mungkin terdapat dalam diri individu, mungkin pula terdapat diluar individu. Atas dasar tersebut E.Usman Efendi mengemukakan beberapa factor atau kondisi yang harus diperhatikan adalah antara lain sebagai berikut:
''1)Situasi belajar, 2). Factor kegiatan, penggunaan dan ulangan, 3). Latihan yang sistematis, 4). Kepuasan dan pengetahuan, kemajuan-kemajuan pengetahuan yang telah dicapai, 5). Factor asosiasi, 6)factor apersepsi, 7). Factor kematangan individu, 8). Factor minat dan usaha, 9). Factor intelegensi, 10). Penggunaan alat-alat peraga, 11). Prinsip hokum dan pengajaran 12). Menghindari kesalahan, 13). Transper dalam belajar, 14). Bimbingan yang sitematis dari guru.''
            Sedangkan Oemar Hamalik, memberikan perincian sepuluh factor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yaitu:
''1). Factor kegiatan penggunaan dan ulangan, 2) belajar memerlukan latihan, 3) belajar anak lebih berhasil karena kepuasan, 4). Mengetahui berhasil atau tidaknya dalam belajar, 5). Factor asosiasi, 6). Factor pengalaman masa lampau, 7). Kesiapan belajar, 8). Factor minat dan usaha, 9). Factor psiklogis, 10). Factor intelegensia (Oemar Hamalik, 1983:67).
1.      Factor kegiatan, pengunaan dan ulangan; anak yang belajar harus banyak melakukan kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris dansebagainya maupun kegiatan yang lainya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, minat dan lain-lain. Apa yang dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara continue dibawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap.
2.      Belajar memerlukan latihan; dengan jalan relleming, recall, review, agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yag belum dikuasai akan menjadi milik anak.
3.      Belajar anak lebih berhasil; jika anak merasa berhasil dan mendapatkan kepuasanya, belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
4.      Anak belajar perlu mengetaui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan akan memotifasi belajar yang lebih baik, sedagkan akan menimbulkan frustasi.
5.      Factor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi kesatuan pengalaman. Selain itu pengalaman dalam suatu situasi dapat pula diasosiasikan dengan situasi lain sehingga memudahkan transfer hasil belajar.
6.      Pengalaman masalalu (bahasa apersepsi) dan pengertian-pengertian yang telah  dimiliki oleh anak, besar perananya dalam belajar. Pengalaman dan pengertian itu menjadi besar untuk menerima pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru.
7.      Factor kesiapan belajar, murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.
8.      Factor minat dan usaha, belajar dengan minat dan mendorong anak belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat itu timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan  kebutuhan atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bersama baginya, namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.
9.      Factor psikologis. Kondisi anak yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Badan yang lemah akan menyebabkan perhatian takmungkin melakukan kegiatan belajar yang sempurna.
10.  Factor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena itu lebih mudah mengingat-ingatnya kembali. Anak yang cerdas akan mudah berfikir kreatif dan cepat mengambil keputusan.


1 komentar:

  1. terimaksih informasi dan ilmu yang bermnfaat ini
    salam hormat dari saya Warkop Setia

    BalasHapus