Pada artikl sebelumnya saya menulis tentang konsep dasar pendidikan dan kini berlanjut pada hakikat dan makna serta faktor yang memmpengaruhi hasil belajar.
A.Hakekat dan Makna Belajar
Belajar adalah proses perubahan
tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Untuk lebih jelasnya akan
dikemukakan oleh para ahli pendidikan yaitu sebagai berikut:
a.
Belajar adalah suatu rangkaian
proses kegiatan responden yang terjadi dalam suatu rangkaian belajar mengajar
yang berakhir pada terjadinya perubahan
tingkah laku, baik jasmani maupun ruhani akibat dari pengalaman atau pengetahuan
yang diperoleh (A. Arifin,1987
:72)
b.
Belajar merupakan tindakan dan
prilaku sisiwa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa
sendiri. Selanjutnya bahwa siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 1996:7)
c.
Belajar sebagaimana dikutip
Syaiful Sagala, 2005:13, mengemukakan '' sebagai suatu proses dimana organisme
berubah prilakunya sebagai akibat dari pengalaman''.
Dari berbagai perumusan yang
telah disebutkan diatas walau terdapat perbedaan, tetapi secara prinsipil makna
dan maksudnya sama, yaitu belajar merupakan suatu usaha atau interaksi yang
dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri.
Kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan, hal ini
mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik.
Pada prinsipnya belajar adalah perubahan,
maka sebagai gambaran yang lebih jelas lagi akan dikemukakan prinsip-prinsip
yang berhubungan dengan pengertian belajar
1.
Belajar adalah suatu proses
perubahan tingkahlaku individu melalui interaksi dengan lingkungan . pengertian
ini menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Didalam interaksi
inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar.
2.
Belajar adalah suatu proses bukan
suatu tujuan,suatu proses lebih lanjut dan lebih jauh bersifat merupakan
''cara'' mencapai tujuan. Jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang
ditempuh.
a.
Belajar dengan jalan mengalami.
Pengalaman diperoleh
berkat interaksi antar individu dengan lingkungan. Pengalaman adalah sebagai
sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat mendidik, yang merupakan suatu
kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidik bersifat continue dan
interaktif, membantu integrasi pribadi murid, pada garis besarnya pengalaman
itu terbagi menjadi dua, yaitu:
ü
Pengalaman langsung atau
partisipasi sesungguhnya,berbuat dan seterusnya
ü
Pengalaman pengganti:
·
Melalui observasi langsung
·
Melalui gambar
·
Melalui garis
·
Melalui kata-kata
·
Melalui symbol-simbol (Oemar Hamalik, 1993:62)
Mengenal prinsip-prinsip belajar,
E. Usman Efendi mengklasifikasikan menjadi dua prinsip sebagai berikut:
1.
Belajar adalah memperoleh
perubahan tingkahlaku, peubahan dalam belajar itu antara lain:
a.
Perubahan yang disadari
b.
Perubahan itu bersifat continue dan
fungsional
c.
Perubahan itu bersifat aktif dan positif
d.
Perubahan itu bukan bersifat
momental dan bukan karena proses kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan.
e.
Perubahan yang bukan karena
pengaruh obat-obatan atau penyakit tertentu
f.
Hasil belajar ditandai dengan
perubahan seluruh aspek tingkah laku
g.
Belajar adalah suatu proses bukan
tujuan
h.
Proses belajar terjadi karena
adanya dorongan dan tujuan yang dicapai
i.
Belajar merupakan bentuk pengalaman.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Untuk
mencapai efisiensi hasil belajar yang sebesar-besarnya, maka perlu diperhatikan
sebagai factor atau kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Kondisi
atau factor-faktor itu mungkin terdapat dalam diri individu, mungkin pula
terdapat diluar individu. Atas dasar tersebut E.Usman Efendi mengemukakan
beberapa factor atau kondisi yang harus diperhatikan adalah antara lain sebagai
berikut:
''1)Situasi belajar, 2). Factor kegiatan, penggunaan
dan ulangan, 3). Latihan yang sistematis, 4). Kepuasan dan pengetahuan,
kemajuan-kemajuan pengetahuan yang telah dicapai, 5). Factor asosiasi, 6)factor
apersepsi, 7). Factor kematangan individu, 8). Factor minat dan usaha, 9). Factor
intelegensi, 10). Penggunaan alat-alat peraga, 11). Prinsip hokum dan
pengajaran 12). Menghindari kesalahan, 13). Transper dalam belajar, 14). Bimbingan
yang sitematis dari guru.''
Sedangkan
Oemar Hamalik, memberikan perincian sepuluh factor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa yaitu:
''1). Factor kegiatan penggunaan dan ulangan, 2)
belajar memerlukan latihan, 3) belajar anak lebih berhasil karena kepuasan, 4).
Mengetahui berhasil atau tidaknya dalam belajar, 5). Factor asosiasi, 6). Factor
pengalaman masa lampau, 7). Kesiapan belajar, 8). Factor minat dan usaha, 9). Factor
psiklogis, 10). Factor intelegensia (Oemar Hamalik, 1983:67).
1.
Factor kegiatan, pengunaan dan
ulangan; anak yang belajar harus banyak melakukan kegiatan baik kegiatan neural
system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris
dansebagainya maupun kegiatan yang lainya yang diperlukan untuk memperoleh
pengetahuan, sikap, kebiasaan, minat dan lain-lain. Apa yang dipelajari perlu
digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara continue dibawah kondisi
yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap.
2.
Belajar memerlukan latihan;
dengan jalan relleming, recall, review, agar pelajaran yang terlupakan dapat
dikuasai kembali dan pelajaran yag belum dikuasai akan menjadi milik anak.
3.
Belajar anak lebih berhasil; jika
anak merasa berhasil dan mendapatkan kepuasanya, belajar hendaknya dilakukan
dalam suasana yang menyenangkan.
4.
Anak belajar perlu mengetaui
apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan
kepuasan dan akan memotifasi belajar yang lebih baik, sedagkan akan menimbulkan
frustasi.
5.
Factor asosiasi besar manfaatnya
dalam belajar karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru
secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi kesatuan pengalaman. Selain itu
pengalaman dalam suatu situasi dapat pula diasosiasikan dengan situasi lain
sehingga memudahkan transfer hasil belajar.
6.
Pengalaman masalalu (bahasa
apersepsi) dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh anak, besar perananya dalam
belajar. Pengalaman dan pengertian itu menjadi besar untuk menerima pengalaman
baru dan pengertian-pengertian baru.
7.
Factor kesiapan belajar, murid
yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan
lebih berhasil.
8.
Factor minat dan usaha, belajar
dengan minat dan mendorong anak belajar lebih baik dari pada belajar tanpa
minat. Minat itu timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai
dengan kebutuhan atau merasa bahwa
sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bersama baginya, namun demikian, minat
tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.
9.
Factor psikologis. Kondisi anak
yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Badan yang lemah
akan menyebabkan perhatian takmungkin melakukan kegiatan belajar yang sempurna.
10. Factor
intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena
itu lebih mudah mengingat-ingatnya kembali. Anak yang cerdas akan mudah
berfikir kreatif dan cepat mengambil keputusan.