....ASSALAAMUALAIKUM WARAHMATULLOHIWAABARAAKAATU....,SELAMAT DATANG DI BLOG EDI BERBAGI,... TIADA MANFAAT SELAIN BERBAGI..SALAM HANGAT UNTUK PARA PEMBACA...

Sabtu, 15 November 2014

HAKEKAT,MAKNA BELAJAR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Pada artikl sebelumnya saya menulis tentang konsep dasar pendidikan dan kini berlanjut pada hakikat dan makna serta faktor yang memmpengaruhi hasil belajar.

A.Hakekat dan Makna Belajar
            Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan oleh para ahli pendidikan yaitu sebagai berikut:
a.       Belajar adalah suatu rangkaian proses kegiatan responden yang terjadi dalam suatu rangkaian belajar mengajar yang berakhir pada  terjadinya perubahan tingkah laku, baik jasmani maupun ruhani akibat dari pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh          (A. Arifin,1987 :72)
b.      Belajar merupakan tindakan dan prilaku sisiwa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Selanjutnya bahwa siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 1996:7)
c.       Belajar sebagaimana dikutip Syaiful Sagala, 2005:13, mengemukakan '' sebagai suatu proses dimana organisme berubah prilakunya sebagai akibat dari pengalaman''.
Dari berbagai perumusan yang telah disebutkan diatas walau terdapat perbedaan, tetapi secara prinsipil makna dan maksudnya sama, yaitu belajar merupakan suatu usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan, hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik.
Pada prinsipnya belajar adalah perubahan, maka sebagai gambaran yang lebih jelas lagi akan dikemukakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pengertian belajar
1.        Belajar adalah suatu proses perubahan tingkahlaku individu melalui interaksi dengan lingkungan . pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Didalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar.
2.        Belajar adalah suatu proses bukan suatu tujuan,suatu proses lebih lanjut dan lebih jauh bersifat merupakan ''cara'' mencapai tujuan. Jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh.
a.       Belajar dengan jalan mengalami.
Pengalaman diperoleh berkat interaksi antar individu dengan lingkungan. Pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat mendidik, yang merupakan suatu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidik bersifat continue dan interaktif, membantu integrasi pribadi murid, pada garis besarnya pengalaman itu terbagi menjadi dua, yaitu:
ü  Pengalaman langsung atau partisipasi sesungguhnya,berbuat dan seterusnya
ü  Pengalaman pengganti:
·         Melalui observasi langsung
·         Melalui gambar
·         Melalui garis
·         Melalui kata-kata
·          Melalui symbol-simbol (Oemar Hamalik, 1993:62)
Mengenal prinsip-prinsip belajar, E. Usman Efendi mengklasifikasikan menjadi dua prinsip sebagai berikut:
1.        Belajar adalah memperoleh perubahan tingkahlaku, peubahan dalam belajar itu antara lain:
a.       Perubahan yang disadari
b.      Perubahan itu bersifat continue dan fungsional
c.       Perubahan itu bersifat aktif dan positif
d.      Perubahan itu bukan bersifat momental dan bukan karena proses kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan.
e.       Perubahan yang bukan karena pengaruh obat-obatan atau penyakit tertentu
f.       Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku
g.      Belajar adalah suatu proses bukan tujuan
h.      Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang dicapai
i.         Belajar merupakan bentuk pengalaman.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
            Untuk mencapai efisiensi hasil belajar yang sebesar-besarnya, maka perlu diperhatikan sebagai factor atau kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Kondisi atau factor-faktor itu mungkin terdapat dalam diri individu, mungkin pula terdapat diluar individu. Atas dasar tersebut E.Usman Efendi mengemukakan beberapa factor atau kondisi yang harus diperhatikan adalah antara lain sebagai berikut:
''1)Situasi belajar, 2). Factor kegiatan, penggunaan dan ulangan, 3). Latihan yang sistematis, 4). Kepuasan dan pengetahuan, kemajuan-kemajuan pengetahuan yang telah dicapai, 5). Factor asosiasi, 6)factor apersepsi, 7). Factor kematangan individu, 8). Factor minat dan usaha, 9). Factor intelegensi, 10). Penggunaan alat-alat peraga, 11). Prinsip hokum dan pengajaran 12). Menghindari kesalahan, 13). Transper dalam belajar, 14). Bimbingan yang sitematis dari guru.''
            Sedangkan Oemar Hamalik, memberikan perincian sepuluh factor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yaitu:
''1). Factor kegiatan penggunaan dan ulangan, 2) belajar memerlukan latihan, 3) belajar anak lebih berhasil karena kepuasan, 4). Mengetahui berhasil atau tidaknya dalam belajar, 5). Factor asosiasi, 6). Factor pengalaman masa lampau, 7). Kesiapan belajar, 8). Factor minat dan usaha, 9). Factor psiklogis, 10). Factor intelegensia (Oemar Hamalik, 1983:67).
1.      Factor kegiatan, pengunaan dan ulangan; anak yang belajar harus banyak melakukan kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris dansebagainya maupun kegiatan yang lainya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, minat dan lain-lain. Apa yang dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara continue dibawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap.
2.      Belajar memerlukan latihan; dengan jalan relleming, recall, review, agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yag belum dikuasai akan menjadi milik anak.
3.      Belajar anak lebih berhasil; jika anak merasa berhasil dan mendapatkan kepuasanya, belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
4.      Anak belajar perlu mengetaui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan akan memotifasi belajar yang lebih baik, sedagkan akan menimbulkan frustasi.
5.      Factor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi kesatuan pengalaman. Selain itu pengalaman dalam suatu situasi dapat pula diasosiasikan dengan situasi lain sehingga memudahkan transfer hasil belajar.
6.      Pengalaman masalalu (bahasa apersepsi) dan pengertian-pengertian yang telah  dimiliki oleh anak, besar perananya dalam belajar. Pengalaman dan pengertian itu menjadi besar untuk menerima pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru.
7.      Factor kesiapan belajar, murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.
8.      Factor minat dan usaha, belajar dengan minat dan mendorong anak belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat itu timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan  kebutuhan atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bersama baginya, namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.
9.      Factor psikologis. Kondisi anak yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Badan yang lemah akan menyebabkan perhatian takmungkin melakukan kegiatan belajar yang sempurna.
10.  Factor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena itu lebih mudah mengingat-ingatnya kembali. Anak yang cerdas akan mudah berfikir kreatif dan cepat mengambil keputusan.


Sabtu, 08 November 2014

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR



MAKALAH
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan    Pembelajaran
DOSEN
Ibu .Hj. Lely Camelia S.Pd.I MPd
                Disusun Oleh:
               KELOMPOK XIII
H.Halim          :           1141170501161
Edi kuswanto :           1341170501105
Sayid Salman :           1341170501167


PROGRAM  STUDI  PENDIDIKAN  AGAMA  ISLAM
                   FAKULTAS  AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS  SINGA  PERBANGSA  KARAWANG
                                          2014



                                    KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Alloh swt, yang selalu menujukan kekuasaanya berupa kenikmatan sehat dan umur panjang. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita, Nabi besar Muhammad saw sebagai utusan terakhir pembawa cahaya islam.
Makalah ini merupakan salah satu bentuk tugas kelompok yang diberikan oleh Dosen kepada Mahasiswa untuk memenuhi kurikulum mata pelajaran Perencanaan Pengajaran.juga sebagai sarana latihan kami dalam membentuk susunan karya ilmiah dengan baik dan sistematis.
Kami sebagai penyusun dan penulis makalah sangat menyadari bahwa makalah yang kami sajikan masih banyak kekurangan dan belum sempurna, baik dari segi penulisan atau materi yang kami sajikan. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan guna untuk memperbaiki makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.




                                                                                                Karawang,oktober 2014

                                                                                               
                                                                                                Penyusun




BAB I
  PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Perkembangan pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun dapat dikatakan mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya kurikulum pendidikan yang ideal, sarana prasarana yang memadai di setiap sekolah dan yang tidak kalah penting dari semua faktor tersebut ialah faktor pengajar atau kinerja guru.
Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan. Hal ini karena tidak semua guru dapat mengajar peserta didiknya dengan baik atau profesional. Dan pada kenyataannya dalam melaksanakan KTSP termasuk dalam pengajaran, banyak pendidik yang masih mengalami kesulitan untuk memberikan pengajaran kepada peserta didik sehingga peserta didik sulit untuk memahami materi sedangkan tuntutan kurikulum untuk menyelesaikan materi yang sudah ditentukan harus terlaksana. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas beberapa keterampilan dasar mengajar bagi guru untuk memberikan pengajaran kepada peserta didik dengan lebih  baik.

B. RUMUSAN MASALAH

                  1.            Apa pengertian dari Keterampilan Dasar Mengajar?
                 2.            Apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru di dalam kegiatan belajar  mengajar?

C. TUJUAN

                  1.            Untuk mengetahui keterampilan dasar mengajar bagi guru.
                  2.            Untuk mengetahui macam-macam keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh guru.



BAB II
    PEMBAHASAN
      KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
1.      Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
      Keterampilan dasar mengajar (generic teaching skill) atau keterampilan dasar teknik intruksional yaitu keterampilan yang bersifat generik atau mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkannya.
Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses penbelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimpletasikan berbagai strategi pembelajaran.
Dalam kegiatan mengajar, begitu banyak hal yang harus diperhitungkan oleh guru  misalnya:
•Keadaan siswa
Faktor siswa merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar, selain faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas. Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor antusias dan kelelahan), jumlah siswa dan kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola pembelajaran berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk supaya sesuai dengan kondisi siswa dalam belajar. Posisi tempat duduk tidak harus seperti kelas formal reguler, tetapi bersifat fleksibel dan mendukung terhadap proses pembelajaran. Demikian pula dengan kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Umpamanya dalam proses pembelajaran, guru akan menggunakan metode eksperimen atau pemecahan masalah maka siswa yang bersangkutan harus sudah memahami tentang cara belajar eksperimen atau yang lainnya.
•Tujuan yang akan dicapai
Tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Ada beberapa tingkatan dalam tujuan pembelajaran, tujuan yang paling tinggi yaitu Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), kemudian dijabarkan pada Tujuan Satuan Pendidikan (institusional), Tujuan Bidang Studi/Mata Pelajaran, dan Tujuan Pembelajaran (Instruksional).
Tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai dasar acuan dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode mengajar harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu


lembaga pendidikan, misalnya SD, SMP, SMA, SMK dan seterusnya. Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu mata pelajaran atau suatu bidang studi, sedangkan tujuan pembelajaran yaitu tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok bahasan.
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus maupun merumuskan indikator hasil belajar harus menggunakan kata kerja yang bersifat operasional, terukur dan spesifik. Misalnya, mampu menyebutkan, mampu menjelaskan, mendefinisikan, menunjukkan, membandingkan, membedakan, menguraikan, mengelompokkan, mengerjakan, menyusun dan seterusnya. Sedangkan istilah (kata kerja) yang perlu dihindari dalam rumusan tujuan pembelajaran khusus atau indikator hasil belajar diantaranya adalah memahami, mengetahui, menguasai, dan sebagainya. Indikator hasil belajar merupakan kompetensi dasar (spesifik) yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.
Tujuan pembelajaran khusus dapat dikatakan sebagai enabling objectives artinya tujuan pembelajaran harus dicapai selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan tujuan pembelajaran umum dapat dikatakan sebagai target objectives yang artinya tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai setelah pembelajaran selesai (Gagne, 1978 : 97).
•Sifat materi yang akan menjadi bahan ajar.
Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode mengajar adalah karakteristik bahan pelajaran. Ada beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, aspek tersebut terdiri dari aspek konsep, prinsip, proses, nilai, fakta, intelektual,dan aspek psikomotor.
a)      Aspek konsep (concept), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan sesuatu. Artinya, guru akan memilih metode mana yang dianggap sesuai jika akan mengajarkan tentang konsep, begitu juga dengan aspek yang lainnya.
b)      Aspek fakta (fact), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi objek dan waktu, seperti nama dan tahun yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.
c)      Aspek prinsip (principle), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh. Aspek proses (process), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan rangkaian kegiatan, rangkaian peristiwa, dan rangkaian tindakan.
d)     Aspek nilai (value), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan aspek perilaku yang balk dan buruk, yang benar dan salah, yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi banyak orang.
e)      Aspek keterampilan intelektual (intellectual skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan atau permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis, berpikir kritis, berpikir inovatif, dan berpikir ilmiah.
f)       Aspek keterampilan psikomotor (psychomotor skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.
Berikut ini salah satu contohnya: Jika materi pelajaran itu cenderung pada aspek proses dan keterampilan, seperti memperagakan rangkaian gerak teknis terstruktur pada Senam Kesegaran Jasmani maka alternatif metode yang sesuai adalah latihan dan demonstrasi.
•Keadaan sarana
 Supaya memperoleh hasil belajar yang optimal maka setiap peristiwa pembelajaran harus dirancang secara sistematis dan sistemik. Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan landasan dalam pembelajaran diantaranya adalah ketersediaan fasilitas, media, dan sumber belajar. Guru tidak akan memilih metode mengajar yang memungkinkan menggunakan fasilitas atau alat belajar yang beragam jika di sekolahnya tidak memiliki fasilitas dan alat belajar yang lengkap.
Dalam hal ini perlu diupayakan, apabila guru dan siswa akan menggunakan alat atau fasilitas maka guru bersangkutan sebelum pembelajaran harus mempersiapkan terlebih dahulu. Media pesan lisan (bahasa) harus dapat dipahami siswa sehingga siswa tidak menimbulkan verbalisme.
Dalam rangka mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas, seorang guru dituntut untuk mempertimbangkan dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik. Menurut Syah (1999:132) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a)      faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
b)       Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik.
c)       faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Mengajar termasuk kegiatan yang kompleks.
a)      Melibatkan kemampuan guru/mahasiswa calon guru untuk menguasai materi.
b)      Pengelolaan waktu.
c)      Pengendalian disiplin.
d)     Pelayanan terhadap perbedaan kemampuan siswa.
e)      Sikap terhadap profesi.
f)       Sikap terhadap siswa.

2.      Macam-macam keterampilan dasar mengajar
1)      Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
a. Tujuan Memberikan Penjelasan
  1. Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
  2. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
  3. Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
  4. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
b. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :
1.      Merencanakan, mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
2.      Penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.

2)    Keterampilan Variasi Stimulus
Adalah keterampilan guru untuk menjaga agar pembelajaran tetap kondusif,tidak membosankan sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan penbelajaran.
Keterampilan ini sangat di perlukan bagi setiap guru. Sebab, KBK mengharapkan siswa berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan proses pembelajaran.

Ada tiga jenis stimulus yang dilakukan guru,yaitu :
a.     Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran, meliputi :
§  Penggunaan variasi suara (teacher voice)
§  Pemusatan perhatian siswa (Focusing)
§  Kesenyapan/kebisuan guru (Teacher Silence)
§  Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement)
§  Gerakan badan mimik
§  Pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement)
b.      Variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran.
c.       Variasi dalam melakukan pola interaksi

3)      Keterampilan Dasar Memberikan  Penguatan (Reinforcement)
Adalah segala bentuk respons yang merupakan bentuk dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa.
Melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, maka siswa akan terdorong selamanya untuk memberikan respons setiap kali muncul stimulus dari guru. Ada dua jenis penguatan yang bisa diberikan oleh guru,yaitu penguatan verbal dan nonverbal.
  1. Penguatan verbal adalah penguatan yang di ungkapkan dengan kata-kata,baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi.
  2. Penguatan Nonverbal adalah penguatan yang di ungkapkan melalui bahasa isyarat
Terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan dalam memberikan penguatan agar penguatan itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran.
  1. Kehangatan dan Keantusiasan
  2. Kebermaknaan
  3. Gunakan Penguatan yang bervariasi
  4. Berikan Penguatan dengan segera






BAB III
          PENUTUP
A.  Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar mengajar yangperlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas,keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu dikembangkan.Keterampilan dasar mengajar tersebut meliputi :
  1. Keterampilan menjelaskan
  2. Keterampilan Dasar Pemberian Variasi
  3. Keterampilan memberikan penguatan
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang studi yang ia mampu, keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilanya dalam proses belajar mengajar.