....ASSALAAMUALAIKUM WARAHMATULLOHIWAABARAAKAATU....,SELAMAT DATANG DI BLOG EDI BERBAGI,... TIADA MANFAAT SELAIN BERBAGI..SALAM HANGAT UNTUK PARA PEMBACA...

Jumat, 29 April 2016

Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan.

a. Prinsip-prinsip umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, yaitu:

1) Relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan keluar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian.

2) Fleksibilitas
Kurikulum hendaknya bersifat lentur yang berhubungan dengan kondisi masing-masing peserta didik dan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.

3) Kontinuitas
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan juga berkesinambungan antara tingkat kelas dengan kelas lainya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainya, juga jenjang pendidikan dengan pekerjaan.

4) Praktis
Mudah digunakan dengan alat-alat sederhana dan biaya yang murah.

5) Efektivitas
Tidak hanya praktis dan murah tetapi juga mempengaruhi secara penuh empat aspek yaitu,  tujuan pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian.

b. Prinsip-prinsip khusus

Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan  pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, menengah, dan jangka pendek. Perumusan bersumber pada

a) Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat di temukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.

b) Survei mengenai persepsi orang tua atau masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirim melalui angket atau wawancara dengan mereka.

c) Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu melalui observasi, dari berbagai media masa, wawancara

d) Survei tentang manpower

e) Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama

f) Penelitian.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu memepertimbangkan berbagai hal

a. Perlu penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.

b. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

c. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut

a. Apakah metode atau tehnik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan pelajaran.

b. Apakah metode atau tehnik dapat memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?

c. Apakah metode atau tehnik dapat memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?

d. Apakah metode atau tehnik dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognotif, afektif, psikomotor?

e. Apakah metode atau teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau guru atau bahkan keduanya?

f. Apakah metode tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
Prinsip berkenaan dengan media dan alat pengajaran

Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat

a. Alat atau media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya tersedia?, bila tidak ada apa pengganrinya?

b. Kalau ada alat yang harus di buat, hendaknya memperhatikan; bagaimana membuatnya, siapa yang membuat, pembiayaanya, waktu pbiatanya ?

c. Bagaimana pengorganisasianya alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?

d. Bagaimana pengintegrasianya dalam keseluruhan kegiatan belajar?

e. Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran:

a) Dalam penyusunan alat penilaian hendaknya diikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Uraikan ke dalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengan bahan pelajaran. Tuliskan butir-butir test.

b) Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal;
Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan di test?
Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
Apakah test tersebut berbentuk uraian atau objektif?
Berapa banyak butir test perlu disusun?
Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?

c) Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
Apakah digunakan formula quessing?
Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
Skor standar apa yang digunakan?
Untuk apakah  hasil-hasil test digunakan?

Rabu, 20 April 2016

KETERAMPILAN DI DALAM MICRO TECHING

Pada kesempatan ini saya sedikit membahas mengenai beberapa keterampilan-keterampilan dasar mengajar (teaching skills) yang dapat diimplementasikan dalam bentuk latihan pada proses pembelajaran micro. Keterampilan ini harus dikuasai oleh calon guru sebelum melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL II) di lembaga pendidikan.

Menurut Allen and Ryan (1969) dalam bukunya Micro Teaching mengemukakan 14 komponen keterampilan mengajar antara lain.

1.Stimulus Variation (variasi stimulus)
2.Set Induction (siasat memulai pembelajaran)
3.Closure (menutup pembelajaran)
4.Silence and Non Verbal Cues (isyarat)
5.Reinforcement of Student Partisipation (penguatan dalam pembelajaran)
6.Fluency in Asking Question (keaktifan bertanya)
7.Probing Questions (pertanyaan melacak)
8.Higher Order Questions (bertanya tingkat tinggi)
9.Divergent Questions (pertanyaan belum pasti)
10.Recognizing Attending Behavior (mengenal tingkah laku yang tampak)
11.Illustrating and Use os Example (pengilustrasian dan penggunaan contoh)
12.Lecturing (berceramah)
13.Planned Repetition (pengulangan yang direncanakan)
14.Copleteness of comunication (kelengkapan berkomunikasi)
Namun semua keterampilan itu sangat bervariasi. Untuk lebih jelas simak uraian berikut

A.Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan ini guru harus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Strategi membuka dan menutup pelajaran sebenarnya merupakan  gabungan antara dua macam keterampilan mengajar yang perlu dilatihkan dalam pengajaran micro.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran berarti usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prokondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang  saat itu.

Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang harus dilaluinya. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal pelajaran, tatapi juga pada setiap awal kegiatan inti pelajaran. Ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang akan dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan diajarkan.

Inti dari kegiatan ini adalah menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam kegiatan belajar.
Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan belajar. Kegiatan ini cukup berarti bagi siswa, namun banyak guru tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja tidak dilakukan

Menutup pelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Kegiatan menutup pelajaran dilakukan  bukan di akhir jam pelajaran, akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu jam pelajaran.

Inti kegiatan penutup pelajaran adalah:

1.Merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran.
2.Mengonsolidasikan perhatian peserta didik pada masalah pokok pembahasan agar informasi yang diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuanya terhadap pelajaran selanjutnya.
3.Mengorganisasikan semua pelajaran yang telah dipelajari sehingga memerlukan kebutuhan yang berarti dalam memahami materi pelajaran.
4.Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan.

B.Keterampilan Mengelola Kelas (class room management)
Tugas guru didalam kelas sebagian besar adalah pembelajaran peserta didik dengan menyelidiki kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta mengendalikanya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengaturan yang berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar. Bila kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula.
Gangguan dapat bersifat sementara sehingga perlu di kembalikan ke dalam iklim belajar yang serasi (kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat secara serius dan terus menerus sehingga diperlukan kemampuan meremidial.

Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan pada kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun meremidial.

Penggunaan komponen dalam kelas mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

1.Mendorong siswa mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkah laku.
2.Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan mahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan.
3.Menimbulkan rasa kewajiban melihat dari dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.

Komponen Keterampilan Mengelola kelas
Komponen keterampilan mengelola kelas adalah sebagai berikut:

1.Kehangatan dan keantusiasan
2.Penggunaan bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa.
3.Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar dan pola interaksi.
4.Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam merubah setrategi .engajarnya untuk mencegah gangguan yang timbul.
5.Penekanan hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal negatif.
6.Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalam perbuatan guru sehari-hari.

Keterampilan mengelola kelas di bedakan menjadi dua, yaitu

1.Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal

a.Menunjukan sikap yang tanggap yang menunjukan bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ini dapat ditunjukan dengan cara memandang kelas dengan saksama, gerak mendekati, memberikan pertayaan, dan memberi reaksi terhadap gangguan serta kekacauan siswa.

b.Memberi perhatian yang dapat dilakukan secara visual dan verbal serata menyiagakan siswa, menuntut jawab siswa.

c.Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.

d.Menegur dengan tegas, menghindari peringatan yang kasar, menghindari ocehan yang berkepanjangan.

e.Memberi penguatan

2.Keterampilan yang berkaitan dengan pengembaian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

Beberapa setrategi yang dapat di gunakan oleh guru adalah:

a.Memodifikasi tingkah laku
1)Merinci tingkah laku  yang menimbulkan gangguan
2)Memilih norma yang realitas untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam program remedial
3)Bekerja sama dengan rekan atau konselor
4)Memilih tingkah laku yang akan di perbaiki
5)Memvariasikan pola penguatan yang tersedia.

b.Mengelola kelompok
c.Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

Beberapa hal yang harus dihindari

a.Campur tangan yang berlebihan
b.Kelenyapan perbuatan yang menunjukan adanya kelenyapan dilihat dari tingkah laku guru yang gagal dalam melengkapi suatu instruksi, sehingga penyajianya menjadi terhenti beberapa saat.
c.Ketidak tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan.
d.Penyimpangan dari suatu tujuan pelajaran
e.Bertele-tele
f.Pengulangan penjelasan yang tidak perlu.

C.Keterampilan memberikan penguatan
Pada umumnya penghargaan memberi pengaruh positif terhadap kehidupan manusia, karwna dapat mendorong dan memperbaiki tingkah laku seseorang serta meningkatkan usahanya. Memang sudah menjadi fitrhnya bahwa manusia ingin dihargai, dihormati, dipuji, dan disanjung.
Intisari dari penguatan itu adalah respons terhadap suatu tingkah laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan tidak boleh di anggap sepele.

Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
1)Hindari komentar negatif
2)Kehangatan
3)Kesungguhan
4)Bermakna
5)Perlu ada variasi.

Komponen-komponen keterampilan penguatan
Pembelajaran penguatan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang lebih memiliki makna dan bermutu. Pujian dan respon positif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik yang telah membuat prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non akademik, anak akan merasa dihargai dan menjadi sebuah motivator dan terus berusaha menunjukan prestasinya.

Pada prinsipnya keterampilan penguatan dapat dikelompokan menjadi dua jenis; penguatan verbal dan non verbal

a.Penguatan verbal, berupa kata-kata atau kalimat seperti saya senang, ya dan sebagainya.
b.Penguatan non verbal, berupa mimik, dan gerakan tubuh. Berupa mimik dan gerakan tangan, dengan pendekatan, dan menggunakan sentuhan di gosok-gosok punggungnya.

D.Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok kecil
Membimbing diskusi kelompok berarti suatu proses yang teratur dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman mengambil keputusan. Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam diskusi kelompok kecil antara lain:

1.Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi. Kegiatanya antara lain, merumuskan tujuan dan topik yang akan di bahas, mengemukakan masalah, catat kesalahan yang menyimpang dari tujuan.

2.Memperluas masalah, intinya merangkum lembali permasalahan supaya jelas, menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas.

3.Menganalisis pendapat peserta didik

4.Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan beberapa pertanyaan menentang siswa untuk berpikir.

5.Memberikan kesempatan unuk berpartisipasi dalam diskusi.

6.Menutup diskusi dengan membuat rangkuman hasil diskusi.

E.Keterampilan Bertanya
Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik bertanya yang efektif. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang terkenal yang mendorong kemampuan berpikir antara lain

1.Merangsang kemampuan berpikir siswa
2.Membantu siswa dalam belajar
3.Mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri
4.Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari tingkat rendah ketingkat yang tinggi
5.Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan.

Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan dasar bertanya meliputi:

1.Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.
2.Pemberian acuan, supaya siswa dapat menjawab dengan tepat, dalam mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan.
3.Pemusatan kearah jawaban yang diminta
4.Pemindahan giliran menjawab
5.Penyebaran pertanyaan
6.Pemberian waktu berpikir
7.Pemberian tuntunan bagi siswa yang mengalami kesulitan.

komponen-komponen yang termasuk ke dalam keterampilan bertanya lanjutan adalah:

1.Pengubahan tuntunan tingkat kognitif pertanyaan
2.Urutan pertanyaan
3.Melacak sampai sejauh mana kemampuan siswa yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan
4.Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik.

Teknik dasar bertanya di lakukan dalam proses pembelajaran antara lain:

1.Pertanyaan yang diajukan harus jelas dan langsung diajukan kepada semua peserta didik, dan berikan waktu secukupnya untuk berfikir
2.Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan
3.Mempersilahkan siswa untuk menjawab
4.Memotivasi peserta didik agar mendengarkan jawaban.

F.Keterampilan Menjelaskan Pelajaran
Keterampilan memeberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan yang di kelola secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antara satu dengan yang lainya. Ciri dari keterampilan penjelasan yaitu penyampaian informasi yang terencana dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok. Beberapa alasan mengapa keterampilan dalam menjelaskan perlu dikuasai, antara lain:

1.Pada umumnya interaksi komunikasi lisan di dalam kelas didominasi oleh guru.
2.Sebagian besar kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu evektivitas pembicaraan perlu ditingkatkan.
3.Menjelaskan yang diberikan guru dan yang ada dalam buku sering kurang dipahami peserta didik.
4.Informasi yang diperoleh peserta didik agak terbatas.

Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam penjelasan adalah

1.Merencanakan pesan yang disampaikan.
2.Menggunakan contoh-contoh
3.Memberikan penjelasan yang paling penting
4.Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang belum dipahami.

Langkah-langkah dalam menjelaskan menurut Wardani(1984) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip penjelasan perlu dipahami antara lain:

1.Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, atau di akhir.
2.Penjelasan harus relevan dengan tujuan.
3.Guru dapat memberi penjelasan bila ada pertanyaan siswa atau dirancang guru sebelumnya.
4.Penjelasan materi harus bermakana bagi siswa.
5.Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa.

G.Keterampilan Mengadakan Variasi
Kejenuhan atau kebosanan yang dialami dalam kegiatan proses pembelajaran sering terjadi. Ditambah lagi keadaan kelas yang tidak mendukung, performa guru kurang memadai, pelajaran kurang menarik. Dengan memperbaiki gaya mengajar tentu belum cukup untuk memperbaiki permasalahan yang ada. Namun dengan berfariasinya proses pembelajaran akan membawa kecerahan bagi peserta didik.
Variasi stimulus itu adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran senantiasa menunjukan ketekunan dan penuh partisipasi. Sedangkan manfaat keterampilan variasi dalam proses pembelajaran adalah

1.Menumbuhkan perhatian peserta didik
2.Melibatkan peserta didik berpartisipasi dalam berbagai kegiatan proses pembelajaran.
3.Dengan bervariasinya cara guru menyampaikan proses pembelajaran, maka akan membentuk sikap positif bagi peserta didik terhadap guru.
4.Dapat menanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki peserta didik.
5.Melayani keinginan dan pola belajar para peserta didik yang berbeda-beda.

Beberapa variasi guru dalam proses pembelajaran yang perlu diketahui adalah sebagai berikut

1.Keterampilan variasi erat kaitanya dengan keterampilan lainya, antara lain penguasaan metode dan keterampilan memberikan pertanyaan
2.Keterampilan variasi sebelumnya direncanakan dan di susun dalam SP
3.Keterampilan variasi sangat dianjurkan akan tetapi, harua wajar dan luwes sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan.

Keterampilan variasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran terbagi kedalam tiga kelompok besar antara lain; variasi dalam gaya guru mengajar, variasi dalam pola interaksi guru dengan siswa, dan variasi dengan menggunakan media yang telah ditetapkan.
Guru diharapkan mampu memodivikasi variasi, melalui:

1.Suara guru
2.Memusatkan perhatian peserta didik dengan kata-kata seperti, perhatian baik, peka, sekaligus dilakukan dengan gerakan tangan.
3.Mengadakan diam sejenakpada saat yang tepat membuat pembicaraan guru lebih jelas, karena berfungsi sebagai koma, titik, atau tanda seru yang membagi-bagi pelajaran dalam kelompok kecil.
4.Intonasi dan bunyi-bunyian lain, seperti guru menanggapi pekerjaan peserta didik dengan kata-kata, ahh, eeh, hmm, wah, pintar sekali disampaikan sesuai dengan nada suara sehingga ikatan emosional menjadi lebih akrab.
5.Guru menguasai dengan kontak mata sehungga kata-kata yang disampaikan terasa lebih meyakinkan dan memperkuat informasi.
6.Ekspresi roman muka yang sangat penting saat berkomunikasi dengan peserta didik yang akan memberikan kesan tersendiri dan tidak membosankan.
7.Gerak-gerik tangan
8.Tempat berdirinya guru yang mendekati peserta didik apabila memberikan pertanyaan.
9.Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan peserta didik, hindari terlalu banyak bicara dan lebih menyibukan mereka dengan kegiatan membaca, diskusi, membuat laporan, membaca dalam hati dan sebagainya.
10.Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran.

Pada prinsipnya teknik dasar variasi dalam mengajar adalah:

1.Suara guru enak didengar.
2.Tidak banyak melihat kejendela saat mengajar
3.Melihatkan kegembiraan dan semangat
4.Menggunakan isyarat mata, tangan, kepala dengan tepat
5.Hafal nama-nama peserta didik di kelas dan memanggil namanya saat diperlukan
6.Variasikan peserta didik menjawab pertanyaan tidak pada orang tertentu saja.
7.Mengadakan selingan yang menyegarkan
8.Mempertimbangkan prinsip hadiah dan hukuman

Micro teaching. Drs. Zainal Asril, M.Pd. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sabtu, 16 April 2016

KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN

     Masa kekuasaan khulafaur rasyidin yang dimulai sejak Abu Bakar Ash-Shiddiq hingga Ali bin Abi Thalib, merupakan masa kekuasaan khalifah Islam yang berhasil mengembangkan wilayah Islam lebih luas. Nabi Muhammad SAW yang telah meletakan dasar agama Islam di Arab, setelah beliau wafat,gagasan dan ide-idenya diteruskan oleh para khulafaur rasyidin. Pengembangan agama Islam yang dilakukan pemerintahan khulafaur rasyidin dalam waktu yang relatif singkat telah membuahkan hasil yang gilang- gemilang. Dari hanya wilayah Arabia, ekspansi kekuasaan islam menembus ke luar Arabia memasuki wilayah-wilayah Afrika, Syiria, Persia, bahkan menembus ke Bizantium dan Hindia.

     Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaan, dalam waktu Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaan, dalam waktu tidak lebih dari setengah abad merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah memiliki pengalaman politik yang memadai.
Dari beberapa faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat, antara lain sebagai berikut.

1. Islam, disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.

2. Dalam dada para sahabat Nabi SAW tertanam keyakinan yang sangat kuat tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) keseluruh penjuru dunia. Disamping itu, suku-suku bangsa Arab gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran berperang tersebut membentuk satu kesatuan yang terpadu dalam diri umat islam.

3. Bizantium dan Persia, dua kekuatan yang menguasai timur tengah pada waktu itu mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karena persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.

4. Pertentangan aliran agama di wilayah Bizantium mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama bagi rakyat. Rakyat tidak senang karena pihak kerajaan memaksakan aliran yang di anutnya. Mereka juga tidak senang karena pajak yang tinggi untuk biaya peperangan melawan Persia.

5. Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk islam.

6. Bangsa Sami di Syiria dan palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka dari pada bangs Eropa, Bizantium, yang memerintah mereka.

7. Mesir, Syiria, dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.

     Pada masa kekuasaan para khulafaur rasyidin, banyak kemajuan peradaban telah di capai. Diantaranya adalah munculnya gerakan pemikira  dalam islam. Diantara gerakan pemikiran yang menonjol pada masa khulafaur rasyidin adalah sebagai berikut.

1. Menjaga keutuhan al-quran Al-karim dengan mengumpulkan dalam bentuk mushaf pada masa Abu Bakar.

2. Memberlakukan mushaf standar pada masa Utsman bin Affan.

3. Keseriusan mereka untuk mencari serta mengajarkan ilmu dan memerangi kebodohan berislam para penduduk negeri. Oleh sebab itu, para sahabat pada masa Utsman dikirim ke berbagai pelosok untuk menyiarkan islam. Mereka mengajarkan Alquran dan sunnah kepada banyak penduduk negeri yang sudah di buka.

4. Sebagian orang yang tidak senang kepada islam, terutama dari pihak  orientalis abad ke 19 banyak yang mempelajari fenoma futuhat al-islamiyah dan menafsirkanya dengan motif bendawi. Mereka mengatakan bahwa futuhat adalah perang dengan motif ekonomi, yaitu mencari dan mengeruk kekayaan negeri yang ditundukan. Interpretasi ini tidak sesuai dengan kenyataan sejarah yang berbicara bahwa peperanganya para sahabat adalah karena iman yang bersemayam di dada mereka.

5. Islam pada masa awal tidak mengenal pemisahan antara dakwah dan negara, antara da'i maupun panglima. Tidak dikenal orang yang berprofesi khusus sebagai da'i. Para khalifah adalah penguasa, imam shalat, mengadili orang yang berselisih, da'i, dan juga panglima perang.
Disamping itu dalam hal peradaban juga terbentuk organisasi negara atau lembaga-lembaga yang dimiliki pemerintahan kaum muslimin sebagai pendukung kemaslahatan kaum muslimin. Organisasi negara tersebut telah dibina lebih sempurna, telah di jadikan sebagai suatu nizham yang mempunyai alat-alat perlengkapan dan lembaga-lembaga menurut ukuran zamanya telah cukup baik.

     Dr. Hasan Ibrahim dalam bukunya “Tarikh Al-islam As-siyasi”, menjelaskan bahwa organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga negara yang ada pada masa khulafaur rasyidin, diantaranya sebagai berikut.

1. Lembaga politik
termasuk dalam lembaga politik khilafah (jabatan kepala negara), wizarah (kementrian negara), dan kitabah (sekretaris negara).

2. Lembaga tata usaha negara
termasuk dalam urusan lembaga tata usaha negara, idaratul Aqalim (pengelolaan pemerintahan daerah), dan diwan (pengurusan departemen) seperti diwan kharaj (kantor urusan keuangan), diwan rasail (kantor urusan arsip), diwanul barid (kantor urusan pos), diwan syurthah (kantor urusan kepolisian) dan departemen lainya.

3. Lembaga Keuangan Negara
Termasuk dalam lembaga keuangan negara adalah urusan-urusan keuangan dalam masalah ketentaraan, baik angkatan perang maupun angkatan laut, serta perlengkapan dan persenjataanya.

4. Lembaga Kehakiman Negara
Termasuk dalam lembaga kehakiman negara, urusan-urusan mengenai Qadhi (pengadilan negeri), Madhalim (pengadilan banding), dan Hisabah (pengadilan perkara yang bersifat lurus dan terkadang juga perkara pidana yang memerlukan pengurusan segera.

Referensi:
Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, jakarta: Raja Grafindo persada, 2000, halm.41-42.

Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam sejak zaman Nabi Adam Hingga Abad xx, Jakarta : Akbar, 2006,