Pada kesempatan ini saya sedikit membahas mengenai beberapa keterampilan-keterampilan dasar mengajar (teaching skills) yang dapat diimplementasikan dalam bentuk latihan pada proses pembelajaran micro. Keterampilan ini harus dikuasai oleh calon guru sebelum melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL II) di lembaga pendidikan.
Menurut Allen and Ryan (1969) dalam bukunya Micro Teaching mengemukakan 14 komponen keterampilan mengajar antara lain.
1.Stimulus Variation (variasi stimulus)
2.Set Induction (siasat memulai pembelajaran)
3.Closure (menutup pembelajaran)
4.Silence and Non Verbal Cues (isyarat)
5.Reinforcement of Student Partisipation (penguatan dalam pembelajaran)
6.Fluency in Asking Question (keaktifan bertanya)
7.Probing Questions (pertanyaan melacak)
8.Higher Order Questions (bertanya tingkat tinggi)
9.Divergent Questions (pertanyaan belum pasti)
10.Recognizing Attending Behavior (mengenal tingkah laku yang tampak)
11.Illustrating and Use os Example (pengilustrasian dan penggunaan contoh)
12.Lecturing (berceramah)
13.Planned Repetition (pengulangan yang direncanakan)
14.Copleteness of comunication (kelengkapan berkomunikasi)
Namun semua keterampilan itu sangat bervariasi. Untuk lebih jelas simak uraian berikut
A.Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan ini guru harus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Strategi membuka dan menutup pelajaran sebenarnya merupakan gabungan antara dua macam keterampilan mengajar yang perlu dilatihkan dalam pengajaran micro.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran berarti usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prokondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang saat itu.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang harus dilaluinya. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal pelajaran, tatapi juga pada setiap awal kegiatan inti pelajaran. Ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang akan dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan diajarkan.
Inti dari kegiatan ini adalah menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam kegiatan belajar.
Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan belajar. Kegiatan ini cukup berarti bagi siswa, namun banyak guru tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja tidak dilakukan
Menutup pelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Kegiatan menutup pelajaran dilakukan bukan di akhir jam pelajaran, akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu jam pelajaran.
Inti kegiatan penutup pelajaran adalah:
1.Merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran.
2.Mengonsolidasikan perhatian peserta didik pada masalah pokok pembahasan agar informasi yang diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuanya terhadap pelajaran selanjutnya.
3.Mengorganisasikan semua pelajaran yang telah dipelajari sehingga memerlukan kebutuhan yang berarti dalam memahami materi pelajaran.
4.Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan.
B.Keterampilan Mengelola Kelas (class room management)
Tugas guru didalam kelas sebagian besar adalah pembelajaran peserta didik dengan menyelidiki kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta mengendalikanya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengaturan yang berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar. Bila kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula.
Gangguan dapat bersifat sementara sehingga perlu di kembalikan ke dalam iklim belajar yang serasi (kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat secara serius dan terus menerus sehingga diperlukan kemampuan meremidial.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan pada kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun meremidial.
Penggunaan komponen dalam kelas mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1.Mendorong siswa mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkah laku.
2.Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan mahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan.
3.Menimbulkan rasa kewajiban melihat dari dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.
Komponen Keterampilan Mengelola kelas
Komponen keterampilan mengelola kelas adalah sebagai berikut:
1.Kehangatan dan keantusiasan
2.Penggunaan bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa.
3.Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar dan pola interaksi.
4.Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam merubah setrategi .engajarnya untuk mencegah gangguan yang timbul.
5.Penekanan hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal negatif.
6.Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalam perbuatan guru sehari-hari.
Keterampilan mengelola kelas di bedakan menjadi dua, yaitu
1.Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
a.Menunjukan sikap yang tanggap yang menunjukan bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ini dapat ditunjukan dengan cara memandang kelas dengan saksama, gerak mendekati, memberikan pertayaan, dan memberi reaksi terhadap gangguan serta kekacauan siswa.
b.Memberi perhatian yang dapat dilakukan secara visual dan verbal serata menyiagakan siswa, menuntut jawab siswa.
c.Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.
d.Menegur dengan tegas, menghindari peringatan yang kasar, menghindari ocehan yang berkepanjangan.
e.Memberi penguatan
2.Keterampilan yang berkaitan dengan pengembaian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Beberapa setrategi yang dapat di gunakan oleh guru adalah:
a.Memodifikasi tingkah laku
1)Merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan
2)Memilih norma yang realitas untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam program remedial
3)Bekerja sama dengan rekan atau konselor
4)Memilih tingkah laku yang akan di perbaiki
5)Memvariasikan pola penguatan yang tersedia.
b.Mengelola kelompok
c.Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Beberapa hal yang harus dihindari
a.Campur tangan yang berlebihan
b.Kelenyapan perbuatan yang menunjukan adanya kelenyapan dilihat dari tingkah laku guru yang gagal dalam melengkapi suatu instruksi, sehingga penyajianya menjadi terhenti beberapa saat.
c.Ketidak tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan.
d.Penyimpangan dari suatu tujuan pelajaran
e.Bertele-tele
f.Pengulangan penjelasan yang tidak perlu.
C.Keterampilan memberikan penguatan
Pada umumnya penghargaan memberi pengaruh positif terhadap kehidupan manusia, karwna dapat mendorong dan memperbaiki tingkah laku seseorang serta meningkatkan usahanya. Memang sudah menjadi fitrhnya bahwa manusia ingin dihargai, dihormati, dipuji, dan disanjung.
Intisari dari penguatan itu adalah respons terhadap suatu tingkah laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan tidak boleh di anggap sepele.
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
1)Hindari komentar negatif
2)Kehangatan
3)Kesungguhan
4)Bermakna
5)Perlu ada variasi.
Komponen-komponen keterampilan penguatan
Pembelajaran penguatan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang lebih memiliki makna dan bermutu. Pujian dan respon positif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik yang telah membuat prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non akademik, anak akan merasa dihargai dan menjadi sebuah motivator dan terus berusaha menunjukan prestasinya.
Pada prinsipnya keterampilan penguatan dapat dikelompokan menjadi dua jenis; penguatan verbal dan non verbal
a.Penguatan verbal, berupa kata-kata atau kalimat seperti saya senang, ya dan sebagainya.
b.Penguatan non verbal, berupa mimik, dan gerakan tubuh. Berupa mimik dan gerakan tangan, dengan pendekatan, dan menggunakan sentuhan di gosok-gosok punggungnya.
D.Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok kecil
Membimbing diskusi kelompok berarti suatu proses yang teratur dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman mengambil keputusan. Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam diskusi kelompok kecil antara lain:
1.Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi. Kegiatanya antara lain, merumuskan tujuan dan topik yang akan di bahas, mengemukakan masalah, catat kesalahan yang menyimpang dari tujuan.
2.Memperluas masalah, intinya merangkum lembali permasalahan supaya jelas, menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas.
3.Menganalisis pendapat peserta didik
4.Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan beberapa pertanyaan menentang siswa untuk berpikir.
5.Memberikan kesempatan unuk berpartisipasi dalam diskusi.
6.Menutup diskusi dengan membuat rangkuman hasil diskusi.
E.Keterampilan Bertanya
Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik bertanya yang efektif. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang terkenal yang mendorong kemampuan berpikir antara lain
1.Merangsang kemampuan berpikir siswa
2.Membantu siswa dalam belajar
3.Mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri
4.Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari tingkat rendah ketingkat yang tinggi
5.Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan.
Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan dasar bertanya meliputi:
1.Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.
2.Pemberian acuan, supaya siswa dapat menjawab dengan tepat, dalam mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan.
3.Pemusatan kearah jawaban yang diminta
4.Pemindahan giliran menjawab
5.Penyebaran pertanyaan
6.Pemberian waktu berpikir
7.Pemberian tuntunan bagi siswa yang mengalami kesulitan.
komponen-komponen yang termasuk ke dalam keterampilan bertanya lanjutan adalah:
1.Pengubahan tuntunan tingkat kognitif pertanyaan
2.Urutan pertanyaan
3.Melacak sampai sejauh mana kemampuan siswa yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan
4.Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik.
Teknik dasar bertanya di lakukan dalam proses pembelajaran antara lain:
1.Pertanyaan yang diajukan harus jelas dan langsung diajukan kepada semua peserta didik, dan berikan waktu secukupnya untuk berfikir
2.Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan
3.Mempersilahkan siswa untuk menjawab
4.Memotivasi peserta didik agar mendengarkan jawaban.
F.Keterampilan Menjelaskan Pelajaran
Keterampilan memeberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan yang di kelola secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antara satu dengan yang lainya. Ciri dari keterampilan penjelasan yaitu penyampaian informasi yang terencana dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok. Beberapa alasan mengapa keterampilan dalam menjelaskan perlu dikuasai, antara lain:
1.Pada umumnya interaksi komunikasi lisan di dalam kelas didominasi oleh guru.
2.Sebagian besar kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu evektivitas pembicaraan perlu ditingkatkan.
3.Menjelaskan yang diberikan guru dan yang ada dalam buku sering kurang dipahami peserta didik.
4.Informasi yang diperoleh peserta didik agak terbatas.
Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam penjelasan adalah
1.Merencanakan pesan yang disampaikan.
2.Menggunakan contoh-contoh
3.Memberikan penjelasan yang paling penting
4.Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang belum dipahami.
Langkah-langkah dalam menjelaskan menurut Wardani(1984) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip penjelasan perlu dipahami antara lain:
1.Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, atau di akhir.
2.Penjelasan harus relevan dengan tujuan.
3.Guru dapat memberi penjelasan bila ada pertanyaan siswa atau dirancang guru sebelumnya.
4.Penjelasan materi harus bermakana bagi siswa.
5.Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa.
G.Keterampilan Mengadakan Variasi
Kejenuhan atau kebosanan yang dialami dalam kegiatan proses pembelajaran sering terjadi. Ditambah lagi keadaan kelas yang tidak mendukung, performa guru kurang memadai, pelajaran kurang menarik. Dengan memperbaiki gaya mengajar tentu belum cukup untuk memperbaiki permasalahan yang ada. Namun dengan berfariasinya proses pembelajaran akan membawa kecerahan bagi peserta didik.
Variasi stimulus itu adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran senantiasa menunjukan ketekunan dan penuh partisipasi. Sedangkan manfaat keterampilan variasi dalam proses pembelajaran adalah
1.Menumbuhkan perhatian peserta didik
2.Melibatkan peserta didik berpartisipasi dalam berbagai kegiatan proses pembelajaran.
3.Dengan bervariasinya cara guru menyampaikan proses pembelajaran, maka akan membentuk sikap positif bagi peserta didik terhadap guru.
4.Dapat menanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki peserta didik.
5.Melayani keinginan dan pola belajar para peserta didik yang berbeda-beda.
Beberapa variasi guru dalam proses pembelajaran yang perlu diketahui adalah sebagai berikut
1.Keterampilan variasi erat kaitanya dengan keterampilan lainya, antara lain penguasaan metode dan keterampilan memberikan pertanyaan
2.Keterampilan variasi sebelumnya direncanakan dan di susun dalam SP
3.Keterampilan variasi sangat dianjurkan akan tetapi, harua wajar dan luwes sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan.
Keterampilan variasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran terbagi kedalam tiga kelompok besar antara lain; variasi dalam gaya guru mengajar, variasi dalam pola interaksi guru dengan siswa, dan variasi dengan menggunakan media yang telah ditetapkan.
Guru diharapkan mampu memodivikasi variasi, melalui:
1.Suara guru
2.Memusatkan perhatian peserta didik dengan kata-kata seperti, perhatian baik, peka, sekaligus dilakukan dengan gerakan tangan.
3.Mengadakan diam sejenakpada saat yang tepat membuat pembicaraan guru lebih jelas, karena berfungsi sebagai koma, titik, atau tanda seru yang membagi-bagi pelajaran dalam kelompok kecil.
4.Intonasi dan bunyi-bunyian lain, seperti guru menanggapi pekerjaan peserta didik dengan kata-kata, ahh, eeh, hmm, wah, pintar sekali disampaikan sesuai dengan nada suara sehingga ikatan emosional menjadi lebih akrab.
5.Guru menguasai dengan kontak mata sehungga kata-kata yang disampaikan terasa lebih meyakinkan dan memperkuat informasi.
6.Ekspresi roman muka yang sangat penting saat berkomunikasi dengan peserta didik yang akan memberikan kesan tersendiri dan tidak membosankan.
7.Gerak-gerik tangan
8.Tempat berdirinya guru yang mendekati peserta didik apabila memberikan pertanyaan.
9.Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan peserta didik, hindari terlalu banyak bicara dan lebih menyibukan mereka dengan kegiatan membaca, diskusi, membuat laporan, membaca dalam hati dan sebagainya.
10.Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran.
Pada prinsipnya teknik dasar variasi dalam mengajar adalah:
1.Suara guru enak didengar.
2.Tidak banyak melihat kejendela saat mengajar
3.Melihatkan kegembiraan dan semangat
4.Menggunakan isyarat mata, tangan, kepala dengan tepat
5.Hafal nama-nama peserta didik di kelas dan memanggil namanya saat diperlukan
6.Variasikan peserta didik menjawab pertanyaan tidak pada orang tertentu saja.
7.Mengadakan selingan yang menyegarkan
8.Mempertimbangkan prinsip hadiah dan hukuman
Micro teaching. Drs. Zainal Asril, M.Pd. Raja Grafindo Persada. Jakarta