Asslamualaikum wrwb..
''bissmillah'' dengan izin dan ridho Nya insyaAlloh akan selalu ada manfaat dan keberkahan.Sampaikan walau hanya satu ayat..
Berikut beberapa keterampilan guru dalam mengajar,yaitu dengan beberapa poin sbb:
Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam
pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan
sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan
yang lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan.
Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh, atau dengan suatu
yang belum diketahui.
Penyampaian informasi yang
terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan tujuan
yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan
merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi
dengan siswa di dalam kelas, dan biasanya guru lebih mendominasi pembicaraan
dan mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan
perkataan yang disampaikannya, sehingga terkadang siswa menuruti apa yang
disampaikan oleh guru, dengan kata lain siswa mempercayai bahwa penjelasan dari
guru itu benar, misalnya dalam memberikan fakta, ide atau
pendapat. Oleh karena itu, penjelasan guru haruslah tidak rancu di mana bisa
mengakibatkan salah pengertian bagi siswa. Hal ini haruslah dibenahi untuk
ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan
dan pembicaraan guru sehingga bermakna bagi siswa.
Tujuan
Memberikan Penjelasan
- Membimbing siswa untuk dapat
memahami ilmu pengetahuan secara objektif dan bernalar.
- Melatih siswa untuk
senantiasa berkonsentrasi dalam menyimak penjelasan guru sehingga
melibatkan mereka untuk berpikir sambil memecahkan masalah-masalah atau
pertanyaan.
- Untuk mendapat respon dan umpan
balik (feed back) siswa mengenai tingkat pemahamannya serta untuk
mengatasi kesalahpahaman mereka.
- Membimbing siswa untuk menghayati
dan mendapat proses penalaran dengan menggunakan bukti-bukti dalam
pemecahan masalah tersebut.
Alasan
Perlunya Keterampilan Menjelaskan dikuasai oleh Guru
- Meningkatkan keefektifan
pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa
karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh
siswa.
- Kadangkala penjelasan yang
diberikan oleh guru tidak jelas bagi murid, tetapi hanya jelas bagi guru
itu sendiri. Mungkin disebabkan karena gaya bahasa yang
digunakan guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa atau tidak
sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran mereka. Hal ini
tercermin dalam ucapan guru, “Penerangan Ibu sudah jelas, bukan?”. Oleh
karena itu, kemampuan guru dalam mengenal atau menganalisis tingkat
pemahaman siswa sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam proses
memberikan penjelasan.
- Tidak semua siswa dapat menggali
atau memahami sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Oleh
karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tersebut.
- Kurangnya sumber yang tersedia yang
dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam memahami pelajaran. Guru perlu
membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan
yang cocok dengan materi yang diberikan.
Macam-macam Teknik Menjelaskan
1. Bertanya
Guru
biasanya memulai pelajaran dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan ini
sesuai dengan bahan atau materi yang akan disampaikan kepada siswa.
Kadangkala pertanyaan juga dipandang sebagai pertanyaan dengan maksud agar
perhatian siswa terpusat pada bahan pelajaran yang akan disampaikan, dan
biasanya siswa jika dihadapkan dengan suatu pertanyaan mereka akan takut
jika tidak bisa menjawabnya. Oleh karena itu, mereka akan selalu
mengulangi bahan yang telah disampaikan untuk mempersiapkan diri jika
suatu saat guru menanyakannya dalam kelas (saat berlangsungnya jam
pelajaran).
2.
Penjelasan
Tidak sepenuhnya pertanyaan dari guru dapat terjawab oleh siswa. Dengan
berbagai teknik bertanya secara tidak langsung berarti siswa dapat memiliki
sebagian bahan pelajaran yang akan diberikan oleh guru di kelas. Sehingga
guru harus menjelaskan dengan memberikan keterangan secukupnya
terhadap sebagian lain pelajaran yang direncanakan. Contoh : "Di
pegunungan, banyak sekali pepohonan, penduduknya sedikit dan udaranya
segar, sedangkan di Jakarta pepohonan sedikit, penduduknya banyak dan
udaranya kotor karena mobil-mobil dan mesin pabrik mengeluarkan udara kotornya.
Sehingga udara terasa semakin panas dan kita menghirup udara kotor yang bisa
menyesakkan pernapasan”.
3.
Memberikan contoh
Pemahaman
siswa terhadap konsep baru dapat ditingkatkan melalui pemberian contoh yang
jelas dan nyata, yang dapat diambil dari kehidupan sehari-hari, yang
mudah dicerna atau dipahami oleh siswa tersebut. Pemberian contoh yang
dikaitkan dengan proses pengambilan kesimpulan dan dari pengambilan kesimpulan
dikembangkan dengan contoh yang lebih dalam akan memberikan penjelasan
yang efektif dan efisien. Sehingga memudahkan siswa dalammerangkaikan
pikirannya untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
Contoh
:
“Semua
benda-benda yang terbuat dari besi dapat ditarik oleh magnet. Paku, peniti
dan anak kunci terbuat dari besi. Jadi, benda tersebut dapat ditarik oleh
magnet. (cara induktif)
“Kertas
lipat, sedotan plastik, dan pensil warna tidak dapat ditarik oleh magnet.
Benda-benda tersebut bukan terbuat dari besi. Jadi, benda-benda yang tidak
terbuat dari besi tidak dapat ditarik oleh magnet. (cara deduktif).
Komponen-komponen Keterampilan
Menjelaskan
1. Merencanakan
Penjelasan yang diberikan guru perlu
direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan yang
menerima pesan. Yang berkenaan dengan isi pesan atau materi meliputi
penganalisisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang
ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan dan generalisasi yang
sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Misalnya, kita menganalisis tema
dan sub tema yang akan dibicarakan kepada anak SD serta kemampuan-kemampuan
yang ada pada program kegiatan belajar yang meliputi pengembangan
bahasa, daya pikir, keterampilan dan jasmani serta bagaimana
hubungannya dengan tema dan sub tema yang akan dibicarakan. Mengenai yang
berhubungan dengan yang menerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal
atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti
usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang
sosial, bakat, minat serta lingkungan belajar anak.
2. Penyajian suatu penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat
ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Kejelasan : Penjelasan hendaknya
diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa dan
menghindari ucapan-ucapan seperti : ”ee”,
”aa”, ”mm”, ”kira-kira”, ”umumnya”, ”seringkali”
dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh anak.
- Penggunaan contoh dan ilustrasi :
dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada
hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
- Pemberian tekanan : dalam
memberikan penjelasan, guru harus memusatkan perhatian siswa
kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu
penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan
seperti “yang terpenting adalah” atau “perhatikan dengan baik anak-anak,
yang ini agak sukar”.
- Penggunaan balikan : “guru
hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
pemahaman, keraguan atau ketidakjelasan ketika penjelasan itu
diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti :
“apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan
sebagainya.
Prinsip-Prinsip
Menjelaskan
Terdapat
beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu
penjelasan, antara lain :
- Penjelasan dapat diberikan selama
pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun di akhir pembelajaran.
- Penjelasan harus menarik perhatian
peserta didik dan sesuai dengan materi standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
- Penjelasan dapat diberikan untuk
menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar
kompetensi yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan
mencapai tujuan pembelajaran.
- Materi yang dijelaskan harus sesuai
dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi peserta didik. Penjelasan
yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan
peserta didik.
Keterampilan
Memberikan Penguatan
1.
Hakikat Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan
adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal
merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan
nonverbal dinyatakan dengan ekspresi wajah,gerakan tubuh, pemberian sesuatu,
dan lain-lainnya.Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan
penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan
memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan
perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak
menyenangkan.
Menurut Burhus
Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Skinner menyatakan
bahwa penguatan terdiri atas penguatan positif dan negatif. Penguatan dapat
dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring dengan
meningkatnya perilaku anak yang melakukan pengulanggan perilakunya itu,
contohnya pujian. Sebaliknya jika respon siswa kurang atau tidak diharapkan
sehingga tidak menunjang tujuan pembelajaran, harus segera diberi penguatan
negatif agar respon tersebut tidak di ulangi lagi dan berubah menjadi respon
yang sifatnya positif contohnya teguran, peringatan atau sanksi.
Manfaat
penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian dalam belajar, membangkitkan
dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memelihara iklim
belajar yang kondusif. Keterampilan memberikan penguatan merupakan salah satu
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru untuk membantu siswa
memenuhi kebutuhannya dalam mencapai perkembangan yang optimal pada pembelajaran.
Guru memiliki kelebihan serta kekurangan dalam menerapkan penguatan karena
kemampuan setiap guru berbeda-beda. Selain itu, masih ditemukan beberapa sikap
guru yang kurang sesuai saat memberikan penguatan.Keterampilan memberikan
penguatan yaitu kecakapan yang harus dikuasai guru dalam memberikan penghargaan
kepada siswa agar terdorong mengulangi kembali sikap positif dalam pembelajaran
sehingga mencapai perkembangan secara optimal. Penghargaan tersebut antara lain
penguatan verbal berupa kata atau kalimat pujian dan penguatan non verbal
berupa penguatan gestural, kontak, dengan mendekati, kegiatan yang
menyenangkan, simbol/benda dan tak penuh. Agar penguatan bermakna bagi siswa
maka harus diberikan dengan sungguh-sungguh, bervariasi dan menghindari
penggunaan respon negatif. Penguatan harus jelas diberikan kepada sasaran serta
diberikan segera setelah siswa melakukan respon positif. setiap guru memilliki
kelebihan dan kekurangan dalam
menerapkan penguatan. Penguatan memiliki pengaruh positif dan
negatif bagi siswa. Saran bagi guru harus memiliki pengetahuan yang banyak
tentang keterampilan memberikan penguatan agar dapat
menerapkannya dengan baik.
2. Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Memberi
Penguatan
Teknik
pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari penguatan verbal
dan penguatan nonverbal. Penguatan verbal adalah pemberian penguatan yang
berupa pujian yang dinyatakan dengan ucapan kata atau kalimat ,Contohnya :
berupa kata-kata atau kalimat pujian, seperti ”bagus”, ” tepat sekali” atau ”
saya puas dengan pekerjaanmu”. sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan
bahasa tubuh (body language), Contonya :
1. Penguatan
berupa mimik dan gerak badan, seperti senyuman, anggukan, acungan ibu jari,
atau tepuk tangan, kadang-kadang dilaksanakan bersama-sama dengan penguatan
verbal.
2. Penguatan
dengan cara mendekati, yaitu mendekatnya guru kepada siswa untuk menyatakan
perhatian dan kesenangannya terhadap tingkah laku, pekerjaan, atau penampilan
siswa. Caranya antara lain dengan berdiri disamping siswa, berjalan menuju ke
arah siswa, duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, dan berjalan di sisi
siswa. Penguatan ini berfungsi untuk memperkuat penguatan verbal.
3. Penguatan
dengan sentuhan, misalnya dengan menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, menjabat
tangan siswa, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan.
Penggunaan jenis penguatan ini harus dipertimbangkan dengan seksama agar sesuai
dengan umur, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan setempat.
4. Penguatan
dengan kegiatan yang menyenangkan, misalnya meminta siswa membantu temannya
bila ia selesai mengerjakan pekerjaannya terlebih dahulu dengan tepat, siswa
diminta untuk memimpin kegiatan.
5. Penguatan
berupa simbol atau benda, misalnya (V), komentar tertulis pada buku siswa,
kartu bergambar, bintang plastik, lencana, dan benda-benda lain yang tidak
terlaalu mahal harganya tetapi mempunyai arti simbolik.
6. Penguatan
tidak penuh, jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru
hendaknya tidak langsung memberikan respon menyalahkan siswa itu. Tindakan guru
yang baik dengan keadaan seperti ini adalah memberikan penguatan tidak
penuh.Penggunaan kedua bentuk penguatan itu dimaksudkan untuk mendorong siswa
agar mau belajar lebih giat lagi dan lebih bermakna.
Adapun
tujuan pemberian penguatan ini adalah:
Ø Meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar
Ø Mengontrol
perilaku yang negative
Ø Menumbuhkan
rasa percaya diri
Ø Memelihara
iklim kelas yang kondusif.
Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan
pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan iklim kelas yang kondusif
sehingga siswa dapat belajar secara optimal.Penguatan dengan maksud seperti
itu terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif berupa
pemberian ganjaran untuk merspons perilaku siswa yang sesuai dengan harapan
guru sehingga ia tetap merasa senang mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan
negatif berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga siswa
merasa terbebas dari keadaan seperti itu.
Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan
prinsip-prinsip berikut.
1.Arus
diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul. kehangatan dan keantusiasan
2.
Kebermaknaan
3.
Hindari respon negatif
4.
Penguatan harus bervariasi
5.
Sasaran penguatan harus jelas
Keterampilan
Mengadakan Variasi
1.
Pengertian Variasi
Variasi
adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasai dapat berwujud
perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat
untuk memberi kesan yang unik. Misalnya dua model baju yang sama tetapi berbeda
hiasannya akan menimbulkan kesan unik bagi masing-masing model tersebut.Didalam
kehidupan sehari-hari variasi memegang peranan yang sangat penting. Tanpa variasi
hidup ini akan membosankan. Bayangkan saja kalau setiap hari kita harus makan
makanan yang sama, misalnya hanya nasi putih dan ikan asin saja.Sejalan dengan
kehidupan sehari-hari variasi sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa akan menjadi sangat bosan jika guru selalu mengajar dengan cara yang
sama.
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam
hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan.Apabila guru tidak menggunakan variasi didalam mengajar maka ini
akan membosankan siswa, dan menyebabkan siswa menjadi mengantuk dan akibatnya
tujuan pembelajaran menjadi tidak tercapai. Penerimaan informasi tentu saja
tidak hanya dari segi banyaknya (jumlah) melainkan keragaman informasi yang
diperoleh. Ketika anak mengamati gambar rumah dengan warna yang
bermacam-macam berbagai bentuk atau model, ukuran, dan keragaman gambar rumah
yang bervariasi, maka anak akan mendapatkan informasi tentang warna, bentuk,
ukuran, dan variasi-variasi lain sesuai dengan yang ditunjukkan dari gambar
rumah tersebut.
Para
ahli berpendapat salah satunya yaituMontessori bahwa anak memiliki
masa peka terhadap stimulus yang diterima melalui panca indranya. Dengan
demikian panca indra yang dimiliki anak merupakan pintu untuk masuknya
informasi semakin banyak dan bervariasi informasi yang ditangkap melalui
panca indra yang dimilikinya, maka akan semakin banyak dan beragam pula
informasi yang diperolehnya.Variasi stimulus adalah dengan keragaman stimulus
yang diberikan, sehingga memungkinkan siswa dapat merespon melalui alat indera
yang dimilikinya.
Melalui perbedaan stimulus yang bervariasi selain akan
memperkaya informasi yang diperoleh siswa, juga akan menjadikan proses
pembelajaran dapat berjalan secara dinamis dan tidak membosankan.Adapun
keterampilan memberi variasi yang dijelaskan dalam buku karangan Kunandar,
yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran
melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa,
dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat).
Didalam
proses belajar mengajar, variasi ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam gaya
mengajar seorang guru, melihat media apa yang digunakan, dan prubahan dalam
pola interaksi. Variasi ini lebih bersifat proses daripada produk.Kalau tujuan
pembelajaran mencakup domein (ranah) dengan berbagai jenjang penguasaan maka
disarankan untuk memakai berbagai jenis metode pada setiap penyajian
apalagi kalau siswanya sangat bervariasi.
Beberapa
pendapat para ahli mengenai pengertian variasi gaya mengajar, yaitu sebagai
berikut :
a. Menurut
Uzer Usman variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam
situasi belajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh
partisipasi.
b. Menurut
Abu Ahmadi gaya belajar, adalah tingkah laku sikap, dan perbuatan guru dalam
melaksanakan proses pengajaran
c. Menurut
Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak-tanduk guru sebagai
pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
d. Menurut
Abdul Qadir Munsyi, gaya mengajar adalah gaya yang dilakukan guru pada saat
mengajar dimuka kelas.
Dari definisi pendapat para ahli tersebut bisa ditarik
kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku,
sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk
mengatasi kebosanan siswa sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap
pelajarannya.
Variasi
adalah tindakan yang beraneka ragam yang membuat sesuatu menjadi tidak monoton,
didalam pembelajaran yang mana dapat menghilangkan kebosanan, dapat
meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa, dan juga membuat kadar keaktifan
siswa menjadi bertambah. Contohnya saja, seorang guru membuat variasi misalnya
yang membuat siswa menjadi penasaran, tentunya siswa akan menjadi ingin tahu
dan akhirnya ia akan menjadi aktif dan bertanya tentang hal yang tidak ia
ketahui tersebut .
2.
Tujuan dan Manfaat Variasi
a.
Tujuan
Penggunaan
Variasi terutama ditujukan kepada anak didik, dan bermaksud.
1. Meningkatkan
dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar;
Dalam proses belajar mengajar, perhatian siswa terhadap
materi pelajaran yang diberikan guru merupakan masalah yang sangat penting,
karena dengan perhatian tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Tujuan tersebut akan tercapai bila setiap siswa mencapai
penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan di kelas. Dalam
jumlah siswa yang banyak, biasanya sulit atau sukar untuk mempertahankan agar
perhatian siswa tetap pada materi yang diberikan. Memang ada banyak faktor yang
mempengaruhinya, misalnya ; faktor penjelasan guru yang kurang mengenai
sasaran, faktor gaya guru dalam mengajar yang tanpa ada variasinya, dan lain
sebagainya. Jadi, masalah perhatian siswa terhadap pelajaran tidak bisa
dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru
hendaknya memperhatikan variasi gaya mengajarnya, apakah sudah dapat
meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan
atau belum.
2. Memberi
kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu
melalui eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang
baru;Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam
belajar,motivasi memegang peranan yang sangat penting, karena tanpa motivasi
seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar.
Motivasi ada 2, yaitu : motivasi intrinsik (dari dirinya
sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).Dalam proses
belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa didalam dirinya ada motivasi
intrinsik yakni kesadarannya sendiri untuk memperhatikan penjelasan guru, rasa
ingin tahu lebih banyak terhadap materi yang diberikan guru. Dalam pertemuan
dikelas ada juga siswa yang tidak ada motivasi dalam dirinya (Intrinsik),
masalah inilah yang sering dihadapi guru. Guru selalu dihadapkan masalah
motivasi yakni motivasi ekstrinsik, yang merupakan dorongan dari luar dirinya
mutlak diperlukan. Jadi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya
(intrinsik) memerlukan motivasi ekstrinsik untuk me;lakukan kegiatan belajar.
Disinilah peranan guru lebih dituntut untuk memerankan motivasi, yaitu motivasi
sebagai alat mendorong siswa untuk berbuat, sebagai alat untuk menentukan arah
dan sebagai alat untuk menyeleksi kegiatan.
3. Membentuk
sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian gaya mengajar yang
semangat dan antusias, sehingga meningkatkan iklim belajar siswa.
Bahwa kenyataan yang ada di kelas yakni adanya siswa atau
siswi yang kurang senang terhadap dirinya. Sikap negatif ini bisa jadi
disebabkan gaya guru mengajar yang kurang bervariasi, gaya mengajar guru tidak
sejalan dengan gaya belajar siswa. Konsekwensinya bidang studi yang dipegang
guru tersebut menjadi tidak disenangi. Mungkin bisa ditunjukkan dari sikap acuh
tak acuh siswa ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di
kelas.Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santai dikelas tanpa
memperdulikan tingkah laku siswa atau anak didiknya.
ini adalah jalan pengajaran yang sangat membosankan.
Dalam hal ini guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan
kreatifitas dan kegairahan belajar siswa. Guru yang bijaksana adalah guru yang
pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya. Dengan sikap ini siswa
merasa diperhatikan oleh guru. Siswa juga ingin selalu dekat dengan
guru.Guru yang dirindukan siswa biasanya dikarenakan gaya mengajarnya dan
pendekatannya sesuai dengan psikologis siswa. Variasi gaya mengajarnya
mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa
4. Memberi
pilihan dan fasilitas dalam belajar individual.
Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai
keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Terutama keterampilan
bervariasi, untuk mengembangkan keterampilan variasi mengajar ini, guru
hendaklah menguasai penggunaan media, berbagai pendekatan dalam mengajar,
berbagai metode mengajar. Dengan penguasaan tersebut, akan memudahkan guru
melakukan pengembangan variasi mengajar dan memberi kemungkinan guru untuk
memilih mana yang kebih tepat yang dapat menunjang tugasnya mengajar
dikelas.Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada di sekolah,
fungsinya sebagai alat bantu pengajaran. Lengkap tidaknya fasilitas belajar
mempengaruhi pemilihan yang harus dilakukan. Misalnya ; kurangnya fasilitas dalam
bidang studi IPA (Fisika, Biologi). Mungkin tidak adanya laboratorium Fisika
ini menyebabkan kurangnya kemampuan metode eksperimen. Maka, alternatif yang
sangat terpaksa guru lakukan adalah memilih metode ceramah atau tanya jawab
yang sebenarnya kurang sesuai dengan mata pelajarannya.
Sedangkan
tujuan Melalui variasi stimulus dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut
:
1) Meningkatkan
dan memelihara perhatian siswa terhadap relepansi terhadap proses belajar
mengajar. Dalam proses belajar mengajar perhatian siswa terhadap materi
pelajaran merupakan masalah yang sangat penting, karena dengan perhatian
tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2) Terciptanya
proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa
3) Menghilangkan
kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas
4) Memberi
kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang
peranan pertama yang sangat penting karena tanpa motivasi seorang siswa tidak
akan melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik
(dari dirinya sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).
5) Memiliki
kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individu. Sebagai seorang guru
dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam
mengajar terutama keterampilan bervariasi.
6) Mengembangkan
sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru
7) Membuat
sikap positif terhadap guru dan sekolah, tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan
yang ada dikelas yakni adanya guru atau siswa yang kurang senang terhadap
dirinya. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan
mengambil hati siswanya. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan, dan siswa
juga ingin selalu dekat dengan guru.
8) Meningkatkan
kadar CBSA
b.
Manfaat Variasi Gaya Mengajar :
Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan
anak didiknya, sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru.
Menurut Uzer Usman variasi gaya
mengajaryaitu sebagai
berikut :
1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada
aspek-aspek belajar yang relevan.
2) Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin
tahu dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3) Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif
terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan
lingkungan belajar yang baik.
4) Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Manfaat
variasi gaya mengajar menurut para ahli , JJ Hasibuan variasi gaya mengajar
yaitu sebagai berikut :
a. Memelihara
dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek
belajar.
b. Meningkatkan
kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan
investigasi dan eksplorasi.
c. Membentuk
sikap positif terhadap guru dan sekolah.
Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga
memberi kemudahan belajar
d. Mendorong
aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman
belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif.
3.
Prinsip-prinsip penggunaan variasi
a) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu
yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan
variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada
variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi, terutama penggunaan
variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus disesuaikan dengan materi
pelajaran yang akan disampaikan agar menarik siswa untuk memperhatikan atau
mendengarkan penjelasan guru.
b) Variasi harus digunakan secara lancar dan
berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak
menganggu proses belajar mengajar.
c) Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam
rencana pelajaran. Jadi penggunaan variasi ini harus benar-benar berstruktur
dan direncanakan. Karena variasi ini memerlukan keluwesan, spontan sesuai
dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Umpan balik ini ada dua yaitu :
v Umpan
balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa, dan
v Umpan
balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
Dalam
menerapkan variasi pembelajaran bukan hanya beraneka ragamnya jenis-jenis stimulus
pembelajaran yang dikembangkan, melainkan ditentukan pula oleh faktor
kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa mencapai sasaran
pembelaran secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini harus menjadi
pertimbangan, yaitu :
a. Bertujuan
Variasi
stimulus yang dikembangkan dalam pembelajran harus memiliki tujuan yang terarah
dan jelas. Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan untuk menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu variasi stimulus juga harus
memperhatikan kesesuaianya dengan sifatt materi, karakteristik siswa berikut
latar belakang sosial budayanya, dan faktor kemampuan guru untuk
melaksanakannya.
b. Fleksibel
Variasi
stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan baku (tidak dinamis).
Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan dapat diubah
disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tuntuttan yang terjadi secara spontan
pada saat tejadinya pembelajaran tanpa harus mengganggu keutuhan prose
pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
c. Kelancaran
dan berkesinambungan
Setiap
variasi yang dikembangkan dalam pembelajaran harus berjalan lancar. Perpindahan
dari suatu bentuk stimulus kestimulus pembelajaran lainnya dalam rangka
menerapkan stimulus pembelajaran yang bervariasi, semuanya harus merupakan
suatu kesatuan yang utuh sehingga pesan pembelaran dapat diterima oleh siswa.
d. Kewajaran/tidak
dibuat-buat
Variasi
stimulus dalam pembelajaran tidak dibuat-buat sehingga tidak terkesan seperti
dipaksakan. Oleh karena itu setiap jenis atau bentuk stimulus yang dikembangkan
sebaiknya berjalan secara wajar, alamiah dan terkait langsung dengan konteks
pembelajaran yang sedang dibahas.
e. Pengelola
yang matang
Adakalanya
jenis atau bentuk stimulus yang akan diterapkan dalam pembelajaran itu bersifat
rumit dan kompleks, membutuhkan beberapa tenaga atau personil, penerapan
variasi yang seperti itu tentu saja harus direncanakan dan dikelola secara
lebih matang agar semuanya dapat berjalan dengan lancar an efektif mendukung
proses pembelajar yang lebih bermakna.
4. Komponen-komponen
keterampilan mengadakan variasi
1. Variasi
dalam cara mengajar guru.
a) Penggunaan
Variasi suara (teacher voice):Variasi
suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi
rendah, dari cepat menjadi lambat.
Seorang guru pada saat menjelaskan materi pelajaran
hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika
suara guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit
diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu
siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar.
Masalah seperti ini yang harus dihindari bahkan
ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya guru wanita) akan
terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di
kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa akan
meremehkan gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan itupun
kurang. Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan ndengan
situasi dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang
meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah (pelan).
Variasi suara bisa mempengaruhi informasi yang sangat
biasa
sekalipun, gunakanlah bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan
kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan
semangat.
Setelah membaca uraian diatas kita tahu betapa pentingnya
suara guru untuk diperhatikan, karena merupakan alat komunikasi yang penting
dalam interaksi edukatif, memang berbicara didepan kelas tidak dapat disamakan
dengan orang yang berpidato didepan masa dan orang yang membaca puisi, karena
guru menganggap siswa itu sebagai lawan bicara. Sehingga terlibat kontak
batiniah masing-masing individu .
b)
Pemusatan perhatian siswa (focusing) : Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal
yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Misalnya dengan perkataan “
Perhatikan ini baik-baik,” atau” Nah, ini penting sekali “atau” Perhatikan
dengan baik, ini agak sukar dimengerti.
c)
Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence) : adanya kesenyapan, kebisuan,
atau “Selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru memerangkan
sesuatu merupakan alat baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus
dari adannya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya
kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian
karena siswa ingin tahu apa yang terjadi. Misalnya : Dalam pembelajaran
guru melakukan ceramah selama 5 menit lalu guru melakukan jeda (senyapan)/
berhenti sebentar sambil mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau pada
siswa agar siswa terfokus ketika melihat tingkah guru yang tiba-tiba berubah
diam, lalu guru melanjutkan kembali.
d. Mengadakan
kontrak pandang dan gerak (eye contact and movement) : Bila guru sedang
berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi
seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan
yang intim dengan mereka.
e. Gerakan
badan mimik : variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan digerakan
badan adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik
perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
f. Pergantian
posisi guru didalam kelas dan gerak guru (teaches movement) : pergantian posisi
guru didalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa.
Terutama sekali bagi calon guru dalam menyajikan pelajaran di dalam
kelas, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah
laku negatif. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1) Biasakan
bergerak bebas didalam kelas. Gunanya untuk menanamkan rasa dekat kepada murid
sambil mengontrol tingkah laku murid.
2)
Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap kepapan tulis.
3)
Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, kearah
lantai, atau keluar, tetapi arahkan pandangan menjelajahi seluruh kelas.
4)
Bila diinginkan untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan
dari belakang kea rah depan untuk mengetahui tingkah laku murid.
2.
Variasi Dalam Penggunaan Media dan alat Pengajaran.
Media
dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat
digolongkan kedalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan
diraba.Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain
mengharuskan anak menyesuaikan alat setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan
dalam menggunakan alat inderanya. Alat yang termasuk tipe visual, auditif, dan
motorik. Penggunaan alat yang multimedia dan relevan dengan tujuan pengajaran
dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama.
Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
a. Variasi
alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Alat atau media yang termasuk
ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster,
diograma, specimen, gambar, film, dan slide.
b. Variasi
alat atau abhan yang dapat didengar (auditif aids): suara guru termasuk kedalam
media komunikasi yang utama didalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik,
deklamasi puisi, sosiodrama, telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera
dengan yang diariasikan dengan indera lainnya
c. Variasi
alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik):
penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan dapat menarik perhatian
siswa dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya,
baik secara perseorangan atau secara kelompok. Yang termasuk kedalam hal ini,
misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung,
topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan atau
dimanupulasikan.
d. Variasi
alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids) :
Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena
melibatkan semua indera yang kita miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam
proses belajar-mengajar. Media yang termasuk misalnya film, televise, radio,
slide projector yang diiringi penjelasan guru, tentu saja penggunaannya
disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.
3.
Variasi Pada Interaksi dan kegiatan siswa
Pola
interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka
ragam coraknya, dimulai dari kegiatan yang di dominasi oleh guru sampai
kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Hal ini bergantung pada keterampilan guru
dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan variasi, pola interaksi
ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan serta untuk
menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai
tujuan. Pola interaksi dapat berbentuk : Klasikal, kelompok, dan
perorangan sesuai dengan keperluan, sedangkan Uzriasi kegiatan dapat berupa
mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi
5. Model-model
belajar
Dalam melaksanakan variasi gaya mengajar, guru hendaknya
memperhatikan dan memahami gaya atau model-model belajar siswanya, supaya siswa
termotivasi, bersemangat dan berminat dalam belajar. Adapun model-model belajar
ada tiga macam, yaitu :
a. Visual
Bagi pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan
menggunakan “gambaran keseluruhan” (melakukan tinjauan umum), yakni dengan
membaca bahan pelajaran secara sekilas. Ciri-ciri pelajar visual :
1) Teratur, memperhatikan
segala sesuatu
2) Mengingat dengan gambar, grafik dan warna untuk meningkatkan
memorinya Dari ciri-ciri diatas, guru dituntut untuk lebih
kreatif dalam menyajikan bahan pelajaran, guru harus bisa menggunakan gambar,
warna, untuk menumbuhkan minat belajar siswa dan meningkatkan memori siswa
terhadap bahan tersebut.Gaya mengajar guru yang mudah mempengaruhi siswa ini
adalah kontak pandang, perpindahan posisi dan eksperimen wajah.
b. Auditorial
Bagi pelajar auditorial, belajar yang efektif adalah
dengan mendengar. Untuk itu guru disaat menerangkan dituntut untuk menggunakan
variasi, pemusatan, perhatian dan kesenyapan memudahkan dan meningkatkan
perhatian siswa dalam belajar.
Ciri-ciri siswa auditorial adalah :
1) Perhatiannya mudah terpecah
2) Berbicara dengan pola berirama
3) Belajar dengan cara mendengar
4) Berdialog secara internal dan eksternal
c. Kinestetik
Bagi pelajar kinestetik, belejar yang efektif adalah
dengan melibatkan diri langsung dengan aktifitasnya, jadi merekacenderung pada
eksperimen (gerak).
Ciri-ciri siswa kinestetik adalah :
1) Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat
membaca
2) Mengingat sambil melihat langsung.
Disini guru dianjurkan melibatkan siswa saat proses
belajar mengajar berlangsung, menggunakan metode eksperimen, bahasa tubuh guru
hendaknya bervariasi, supaya menarik perhatian siswa dan mempermudah pemahaman
siswa terhadap materi tersebut.