Asslamualaikum wrwb..
''bissmillah'' dengan izin dan ridho Nya insyaAlloh akan selalu ada manfaat dan keberkahan.Sampaikan walau hanya satu ayat..
Pada kesempatan ini saya akan berbagi sedikit ilmu tentang ma'rifat billah,yang mana pada artikel sebelumnya telah saya bahas mengenai tasawuh dan kemudian mahabbah.Sebelum pada tingkatan kecintaan, tentulah harus melalui tahapan yang namanya ma'rifat.Dalam artikel ini akan saya paparkan tentang bagaimana cara berma'rifat kepada Alloh dan pengertian ma'rifat itu sendiri.
Menurut istilah ma'rifat berasal dari kata ''al-ma'rifah'' yang berarti mengetahui atau mengenal sesuatu.Dan apabila dihubungkan dengan pengalaman tasawuf,maka istilah ma'rifat disini berarti mengenal Alloh ketika shufi mencapai maqom dalam tasawuf.
Secara umum arti ma'rifat adalah yang dilakukan orang alim yang sesuai dengan maksud dan tujuan ilmu itu sendiri.Ma'rifat menurut ahli fiqh adalah ilmu.Setiap ilmu itu ma'rifat,ma'rifat itu ilmu,setiap orang alim arif, dan setiap arif itu alim.
Ma'rifat menurut bahasa adalah mengetahui Alloh swt,dan menurut istilah sadar kepada Alloh,artinya hati menyadari bahwa segala sesuatu,tetrmasuk gerak gerik dirinya lahir batin seperti: melihat, merasa,menemukan,bergerak,berdiam,berangan-angan,berfikir semua adalah Alloh swt yang menciptakan dan menggerakan,jadi semua dan sesuatu adalah billah.
Makrifat sebagai pengetahuan yang hakiki dan meyakinkan,menurut imam gazali,tidak didapat lewat pengalaman inderawi,juga tidak dicapai lewat penalaran rasional,tetapi lewat kemurnian qolbu yang mendapat ilham atau limpahan nur dari tuhan sebagai pengalaman sufistik.
Ma'rifat menurut imam al-gazali adalah pengetahuan yang meyakinkan yang hakiki,uang dibangun atas dasar keyakinan yang sempurna(haqq al-yaqin).Ma'rifat merupakan ilmu yang ilmu yang tidak menerima keraguan,yaitu pengetahuan yang mantap dan mapan yang tak tergoyahkan oleh siapapun dan apapun, karena ia adalah pengetahuan yang mencapai tingkat haqq al-yaqin.seperti rumusan al gazali sbb:
''
sesungguhnya ilmu yang meyakinkan itu ialah ilmu yang dimana yang menjadi objek pengetahuan itu terbuka dengan jelas,sehingga tidak ada sesikitpun keraguan terhadapnya,dan tidak mungkinsalah satu keliru,serta tidak ada di qalbu ruang untuk itu''.
Dari definisi diatas,dapat dikatakan bahwa objek ma'rifat dalam ajaran tasawuf al-gazali tidak hanya terbatas pada pengenalan tentang tuhan,tetapi mencakup pengenalan tentag segala hukum-hukumnya yang terdapat pada semua mahluk.
Perlu disadari bahwa,betapapun tingginya pengenalan seseorang terhadap Alloh,ia tidak akan mungkin mengenalnya dengan sempurna,sebab menusia bersifat terbatas(finite),sedangkan Alloh bersifat tak terbatas(infinite).
Makrifat dalam arti yang sesungghnya,menurut al gazali,tidak dapat dicapai lewat indera atau akal. melainkan lewat nur yang diilhamkan Alloh kedalam kalbu.
Ma'rifat sebagai ilmu mukasyafah,kata gazali,tidak bisa dikomunikasikan kepada orang yang belum pernah mengalaminya,atau belum mencapai tingkat kualifikasi yang mampu mengerti pengalaman sufistik semacam itu.Pengalaman seorang sufi dengan tuhanya bila diungkapkan dengan kata-kata sudah dipastikan salah paham dari pendengar yang tak mampu melepaskan ikatan duniawi.
Selain itu imam al-gazali juga sangat menentang orang yang tidak perduli terhadap hukum-hukum syari'ah karena menganggap telah mencapai tingkat tertinggi(wali) dan telah memperoleh pengetahuan langsung dari sumbernya,yaitu Alloh swt.berupa pengetahuan kasyfi,yang membawanya tidak terikat lagi pada hukum-hukum taklifi.Kenyataan ini adalah merupakan tindakan bid'ah yang sangat menyesatkan,yang lahir dari orang-orang yang sama sekali tidak mengerti agama(islam)terutama tentang hakikat tasawuf.Jadi apabila ada orang yang mengaku berma'rifat tetapi bertentangan dengan sunnah rasul,maka kita wajib menolaknya.
Tanda adanya ma'rifat hakiki pada diri seseorang adalah jika dihatinya telah tidak dijumpai tempat untuk lain selain Alloh.
Ini erat kaitanya dengan apa yang dikatakan para ulama' tentang hakikat ma'rifat bahwa hakikatnya adalah menyaksikan(musyahadat) al haqq dengan tanpa perantara,tidak bisa digambarkan dan tanpa ada kesamaran.Seperti yang dicontohkan oleh al-gazali,misalanya ali bin abi thalib,jakfar shadiq.
Ketika Ali ditanya oleh sesorang, '' wahai amir al mu'minin apakah engkau menyembah sesuatu yang engkau lihat atau sesuatu yang tidak engkau lihat? ali menjawab, ''tidak,bahkan aku menyembah zat yang aku lihat tidak dengan mata kepalaku,tetapi dengan mata hatiku.''
Demikian juga jakfar shadiq ditanya,'' apakah engkau melihat Alloh?, lalu menjawab,''apakah aku memnyembah tuhan yang tidak bisa aku lihat''.lalu ia ditanya lagi,''bagaimana engkau dapat melihatnya padahal ia adalah sesuatu yang tidak terjangkau oleh penglihatan?,
Ja'far shadiq menegaskan,''mata tidak bisa melihat tuhan dengan pnglihatanya,tetapi hati bisa melihatnya dengan hakikat iman.Ia tidak mungkin dapat di indera oleh panca indera dan di persamakan dengan manusia.
Dalam pandangan imam al-gazali,rahasia serta ruh yang terkandung dalam ma'rifat adalah tauhid,yaitu penyucian sifat hayat,ilmu,qudrat,iradat,sam',bashar,dan kalam Alloh dari penyerupaan.Adapun sumber ma'rifat menurut imam al-gazali ada empat yaitu:
- Panca indera; menurut al-gazali panca indera adalah termasuk sumber ma'rifat.
- Akal,sebagaimana panca indera,akal juga merupakan salah satu sumber ma'rifat dalam beberapa sumber,tetapi akal bukan segala-galanya,karena menganggap dan memberikan cakupan yang luas terhadap akal sebagai sumber ma'rifat dapat menyebabkan menganggap remeh al-qur'an sebagai yang utama.
- Wahyu,menurut gazali; sumber terbesar dari ma'rifat,wilayah cakupanya sangat luas,sesuai dengan posisi sebagai sumber utama dalam ajaran islam.
- kasyf,menurut al-gazali ;cahaya yang dihujamkan kedalam hati hamba,sehingga hati dapat melihat dan merasakan sesuatu dengan ain al-yaqin.
Tingkatan ma'rifat menurut imam al-gazali yang sesuai dengan tingkatan iman seseorang dibagi menjadi tiga,yaitu:
- Tingkatan yang pertama yaitu imanya orang awam(taqlid kepada yang murni)
- Tingkatan kedua,imanya para ahli kalam(ahli akal dan berfikir)
- Tingkatan ketiga yaitu,imanya para arifin(menyaksikan dengan ainul yaqin).
Salah satu pendidikan yang dapat ditemukan dari laku lampah dunia ruhani bahwa setiap menempuh jalan ruhani dituntut agar melihat kecil apa yang datang dari hamba dan betapa besar apa yang dikaruniakan Alloh kepada hamba.Ruhani yang terdidik seperti ini akan membentuk sikap beramal tanpa melihat kepada amal itu sendiri,sebaliknya melihat amal itu sebagai karunia Alloh yang wajib disyukuri.
Jikalau dikaitkan dengan mahabbah,ma'rifat ini adalah langkah awal untuk bermahabah.Seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang,tak sayang maka tak cinta.Kenali Alloh maka akan timbul kerinduan dan semakin besar kerinduan itu maka akan sering sekali kita mengingatNya,apabila sering mengingatNya,maka akan timbul rasa cinta kepada Alloh,yang disebut mahabah kepada Alloh.
Jika rasa cinta sudah tertanam,maka jelaslah tiada yang lain selain Alloh,juga di pastikan hidup akan bahagiya tanpa mengharapkan nikmat dunia yang berlebih,tapi cukup dengan kenikmatan batin yang MEMBAHANA. ''uuuupss sahrini punya..!?